TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi menggagas moda transportasi aeromovel. Transportasi mirip dengan monorel dan Mass Rapit Transit (MRT) itu dianggap lebih murah dan efesien.
"Rencananya yang mengerjakan pihak swasta," kata Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu, Rabu, 11 Juni 2014.
Alat transportasi itu sebenarnya sudah ada di Indonesia dan digunakan di tempat wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Secara teknis aeromovel sama dengan monorel. Bedanya, aeromovel menggunakan tenaga angin yang penggeraknya berbentuk blower di bawah kereta. "Jadi, kereta itu lebih ringan karena tidak ada mesin," ujar Syaikhu.
Syaikhu mengatakan transportasi aeromovel tersebut sudah bisa dikerjakan pada 2015 mendatang karena dibiayai oleh investor swasta dan tidak mengandalkan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Biaya yang diperlukan sekitar Rp 2 triliun lengkap dengan keretanya, jauh lebih murah dibanding monorel dan MRT. "Kami sudah mulai persiapan sampai dengan akhir tahun ini," kata dia. (Baca:Tiga Investor Asing Tertarik Monorel Bandung)
Menurut Syaikhu, jika mengacu kepada aeromovel di TMII, pembangunan lintasan sepanjang 3,2 kilometer diselesaikan selama delapan bulan. Maka, ia optimis tak lebih dari dua tahun proyek tersebut rampung dikerjakan tanpa merusak pepohonan. "Tiang pancang lebih kecil dibanding monorel atau MRT," kata dia.
Adapun dana yang digunakan untuk pembangunan, per satu kilometer dibutuhkan sekitar Rp 75 miliar. Sedangkan untuk MRT butuh Rp 1 triliun, dan monorel sekitar Rp 150 miliar.
Syaikhu mengatakan Kota Bekasi akan menjadi pilot project teknologi aeromovel. Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta, Bekasi memiliki banyak faktor pendukung yang bisa dimanfaatkan. Misalnya, lahan pengairan, fasilitas sosial dan umum sebagai perlintasan.
Alat transportasi ini mampu mengangkut sekitar 250 orang dengan 25 rangkaian. Sebagai langkah awal, jalur yang bakal dilintasi oleh aeromovel akan dibangun tiga stasiun. Di antaranya di Perumahan Kemang Pratama, Summarecon dan Harapan Indah dengan panjang lintasan sekitar 12 kilometer. Lokasi itu dipilih karena sejumlah infrastukturnya memadai.
Selain itu, aeromovel diklaim bakal memudahkan masyarakat mengakses pusat perbelanjaan ataupun ke pusat moda transportasi massal lainnya sehingga dapat bersinergi serta tidak bentrok dengan perencanaan transportasi dari pemerintah pusat dan daerah. Misalnya, apabila masyarakat Bekasi yang berada di Rawalumbu ingin menggunakan Transjakarta, warga akan naik aeromovel dari Kemang Pratama menuju Harapan Indah, kemudian naik busway ke Jakarta. "Lebih cepat dan nyaman serta mengurangi kepadatan arus," kata dia. (Baca:Ridwan Kamil Inginkan Monorel Jerman)
Syaikhu mengatakan, proyek tersebut sudah dibahas dengan pihak konsorsium yang diusulkan PT Cakar Bumi Integrasi (CBI). Dalam pertemuan itu dijelaskan bahwa gagasan itu mengacu pada moda trasnportasi di Brazil. "Di sana aeromovel menjadi andalan," kata dia.
Karena dana yang dibutuhkan sangat murah, diyakini proyek tersebut tak akan terbengkalai seperti pembangunan monorel di Jakarta yang hingga saat ini masih mangrak. Padahal, ground breaking pembangunan monorel Jakarta yang dilakukan pada 16 Oktober 2013 lalu. Sebelumnya, proyek itu pernah digarap pada akhir masa kepemimpinan Gubernur Sutiyoso pada 2007. Namun, karena alasan pembiayaan, proyek ini tak dilanjutkan. Akibatnya, tiang-tiang dibiarkan mangkrak di sejumlah ruas jalan.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bekasi Aryanto Hendrata menyambut baik rencana pemerintah tersebut. Pasalnya, moda transportasi tersebut sangat mendukung dengan program pemerintah dalam mengatasi kemacetan, apalagi Kota Bekasi hampir sama dengan Jakarta. (Baca:Monorel Dianggap Tak Cocok untuk Jakarta)
"Apalagi tidak pakai dana APBD," kata dia. "Karena swasta yang mengerjakan," ujarnya. Ihwal pengelolaan, pemerintah harus mengkaji lebih dalam. Misalnya, dibuat badan usaha milik daerah sendiri seperti pengelolaan Transjakarta di DKI Jakarta. "Ini terobosan pemerintah, Dewan sangat setuju," ujarnya.
ADI WARSONO
Terpopuler:
Anak Tukang Becak Ini Terima Beasiswa ke Inggris
Anak Tukang Becak ini Lulus dengan IPK 3,96
Fasilitas Kaum Cacat Diduga Dikorupsi, KPK Kaget
Sumbangan untuk Jokowi-JK Capai Rp 35 Miliar