TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menyebut terjadi peningkatan tren konsumsi pangan olahan, terutama pada kelompok masyarakat miskin. "Konsumsi pangan segar semakin berkurang," kata Bayu pada Rabu, 11 Juni 2014.
Dikatakan Bayu, pangan olahan yang dikonsumsi kelompok masyarakat dengan pendapatan 30 persen terendah melebihi 50 persen dari total konsumsi pangan sehari-hari. Masyarakat miskin pedesaan sehari-hari mengkonsumsi pangan olahan sebanyak 64 persen. Sementara itu, masyarakat miskin perkotaan mengkonsumsi pangan olahan dengan persentase yang lebih besar lagi yakni 72 persen.
"Semakin tinggi pendapatan, konsumsi pangan olahan juga makin meningkat," ujar Bayu. (Baca: Ragu Membeli Pangan Olahan? Perhatikan Hal Ini)
Menurut Bayu, kondisi ini tak bisa dibilang baik ataupun buruk. Faktanya, konsumsi pangan olahan meningkat sehingga peran penyalur pangan olahan menjadi semakin penting.
Untuk mengikuti tren yang sedang terjadi di masyarakat tersebut, Kementerian Perdagangan akan memberi perhatian pada minimarket modern yang menjadi penyuplai utama pangan olahan. "Kemendag akan menjalin kerja sama dengan retail seperti Alfamart dan Indomaret karena peran mereka semakin penting di masyarakat.
Pertumbuhan toko-toko modern di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2013, Indonesia bersama dengan Cina menjadi dua negara dengan pertumbuhan toko modern terbesar di dunia.
Peritel seperti Alfamart terus melakukan ekspansi dengan membuka cabang-cabang baru. "Tahun ini kita akan membuka 1.200 gerai Alfamart baru," kata Solihin, Corporate Affairs Director PT Alfaria Trijaya. (Baca: Tak Menjual Produk Lokal, Minimarket Diancam Tutup)
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA
Terpopuler:
Pemecatan Prabowo Tak Hanya Soal Penculikan
Tragis, Pesepak Bola Asal Rusia Jualan Jus di Solo
Anak Tukang Becak ini Lulus dengan IPK 3,96
Anak Tukang Becak Ini Terima Beasiswa ke Inggris