TEMPO.CO, Jakarta - PT Malindo Freedmill Tbk mencatat kenaikan penjualan bersih sebesar 15 persen menjadi Rp 1,08 triliun pada kuartal pertama 2014. Pada periode yang sama, penjualan bersih hanya mencapai Rp 941,86 miliar.
"Ini karena peningkatan penjualan beberapa produk, terutama pakan, ayam pedaging, dan day old child (DOC) atau anak ayam broiler," kata juru bicara PT Malindo Freedmill Tbk, Rudi Hartono, dalam siaran pers di situs resmi Idx.co.id, Sabtu, 14 Juni 2014. (Baca: Malindo Bangun Tiga Pabrik Pakan Ternak Baru)
Penjualan pakan meningkat 14 persen menjadi Rp 96 miliar, ayam pedaging naik 21 persen menjadi Rp 14 miliar, dan DOC naik 11 persen menjadi Rp 11 miliar. Selain itu, kenaikan pendapatan berasal dari kontribusi penjualan pengolahan makanan sebesar Rp 9 miliar sebagai produk lini baru.
Meski pendapatan mengalami kenaikan, laba usaha emiten bidang produksi dan penjualan pakan ternak ini mengalami penurunan. Laba usaha kuartal pertama 2014 turun 19 persen menjadi Rp 94,01 miliar, dibandingkan Rp 111,46 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan laba bersih juga mengalami penurunan 26 persen menjadi Rp 58,21 miliar dibanding kuartal pertama 2013 yang mencapai Rp 5,12 miliar.
Penurunan laba ini merupakan dampak melemahnya nilai tukar rupiah pada akhir 2013. Kurs rupiah anjlok 26 persen pada akhir tahun 2013, yaitu mencapai Rp 12.189 per dolar AS. Sedangkan pada akhir 2012, kurs rupiah hanya berkisar Rp 9.670 per dolar AS. Pelemahan kurs rupiah ini juga berakibat kenaikan harga pokok penjualan.
Demi mengembalikan kondisi keuangannya, Malindo Freedmill melakukan strategi hedging atau nilai lindung terhadap rupiah. Tak hanya itu, perseroan ini juga menerapkan manajemen pembelian bahan baku secara efektif, serta terus melakukan perluasan pangsa pasar.
DEWI SUCI RAHAYU