TEMPO.CO , Jakarta: Isu proteksi ekonomi yang diusung tiap calon presiden dinilai bukan berarti melarang sama sekali investor asing untuk datang ke Indonesia. Oleh karena itu, investor asing tak perlu khawatir terhadap rencana regulasi pemerintah baru tersebut.
Ekonom dari PT Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, menyatakan, dari debat calon presiden pada Ahad malam lau, baik Joko Widodo dan Prabowo Subianto ingin menasionalisasikan investasi Indonesia. “Artinya partisipasi pengusaha nasional diharapkan lebih banyak dibanding sekarang. Bukan tidak memperbolehkan asing sama sekali. Tujuannya bagus kok,” ujarnya ketika dihubungi, Senin, 16 Juni 2014.
Seperti diketahui, pada debat calon presiden kedua tersebut, kedua capres menyebutkan ingin memproteksi sejumlah sektor ekonomi. Secara khusus, Jokowi malah terang-terangan menyatakan ingin membuat barrier atau hambatan baik terhadap investor asing dalam menanamkan modalnya di dalam negeri ataupun dalam kegiatan perdagangan dengan Indonesia. (Baca: Cuit Netizen Soal TPID di Debat Capres)
Jokowi saat itu menyebutkan akan memberikan batasan-batasan itu terkait dengan segera direalisasikannya Masyarakatn Ekonomi ASEAN di tahun 2015. “Kepentingan barrier untuk regulasi jangan sampai menjadi peluang besar bagi mereka, di negara lain pun pasti ada barrier-nya,” tuturnya Ahad lalu.
Sementara itu, calon presiden lainnya, Prabowo Subianto, menyatakan batasan itu tak berarti menutup potensi masuknya investor asing. “Kami tidak anti investasi asing,” katanya. (Baca: Daftar Kata Favorit Prabowo-Jokowi di Debat Capres)
Ia juga secara blak-blakan mempersilakan investor asing untuk datang ke Indonesia. “Silakan Anda kaya dari Indonesia, kami tidak keberatan. Tetapi kami juga punya hak untuk membatasinya, khususnya untuk melindungi ekonomi rakyat Indonesia,” ucap Prabowo.
Lebih jauh, Lana mengungkapkan, bila kedua calon presiden menghendaki nasionalisasi bisnis atau bahkan menciptakan batasan-batasan tersebut, masih banyak pekerjaan rumah yang harus digarap pemerintah. “Pendidikan SDM Indonesia harus disiapkan mulai sekarang untuk membuat teknologi-teknologi canggih yang dapat melepaskan dominasi perusahaan asing,” katanya.
DEWI SUCI RAHAYU
Berita terpopuler:
Jokowi Dianggap Terlalu Banyak Mengulang KJP-KJS
Profil Penumpang Garuda yang Meninggal di Udara
Kemenhub Terima Laporan Kematian Penumpang Garuda