TEMPO.CO, Surabaya - Sebanyak 61 organisasi massa Islam se-Jawa Timur menyatakan dukungan dan mendesak pemerintah segera menutup lokalisasi Dolly dan Jarak hari ini. Mereka siap mendukung semua langkah pemerintah untuk membersihkan Surabaya dari bisnis prostitusi.
Seluruh ormas yang tergabung dalam Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) ini mendeklarasikan dukungan mereka di depan Gedung Grahadi, Surabaya, siang ini. GUIB sendiri adalah gabungan ormas Islam yang berada dalam naungan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Mereka antara lain berasal dari Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, hingga Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Baca Juga:
Di depan Gedung Grahadi, mereka bergantian menyampaikan orasi menyampaikan dukungan agar Dolly-Jarak ditutup. Sebanyak 5.000 anggota ormas hadir dalam yang hadir dalam acara tersebut.
KH Abdusshomad Bukhari, Ketua MUI Jawa Timur, dalam orasinya menyampaikan penutupan Dolly-Jarak adalah harga mati bagi masyarakat Islam. Untuk itu, mereka siap bahu-membahu bersama pemerintah dan aparat kepolisian untuk menghapuskan bisnis prostitusi di seluruh Jawa Timur.
Ia mencatat setidaknya terdapat 47 tempat prostitusi yang ada di Jawa Timur. Sebanyak 25 di antaranya telah ditutup oleh pemerintah dalam sepuluh tahun terakhir. Sisanya, 22 tempat masih beroperasi hingga kini. Apabila Dolly dan Jarak berhasil ditutup hari ini, berarti hanya tersisa 20 tempat prostitusi saja. “Kami mohon pada pemerintah agar pada akhir tahun 2014 ini tidak ada lagi tempat prostitusi di Jawa Timur” katanya.
Abdusshomad juga mengajak para mucikari dan seluruh pekerja lokalisasi untuk melakukan pertobatan. Menurut dia, prostitusi bukanlah sebuah bentuk pekerjaan. “Karena pekerjaan harus sesuai dengan pandangan agama, moral, kultur masyarakat, dan peraturan undang-undang” ujarnya.
Senada dengan Ketua MUI, Ketua FPI Surabaya, Habib Mahdi al-Habsyi, juga menyuarakan hal yang sama. Ia bersama 1.500 anggota FPI Surabaya siap menjadi tameng pemerintah apabila dibutuhkan. Kata dia, FPI memang telah berusaha mengajak pemerintah menutup Dolly sejak 14 tahun lalu. “Sekarang sudah tiba saatnya, kami siap jadi bemper aparat bila dibutuhkan,” katanya.
IHRAM HAMZAH
Berita Terpopuler
Komnas HAM Akan Jemput Paksa Kivlan Zen, TNI Cuek
Suciwati: Penjahat Tak Bisa Jadi Pahlawan
JK: Istana Harus Pecat Pengelola Tabloid Obor
