TEMPO.CO, Jakarta - Ruly Achmad Fazari alias Dede, 29 tahun, pria yang bekerja sebagai kuli bangunan tewas mengenaskan dibantai oleh Suwito bersama dua pelaku lainnya dengan kondisi usus terburai karena sabetan senjata tajam jenis cerulit, Rabu dinihari, 25 Juni 2014.
Motif pembantaian tersebut diduga pelaku (Suwito) cemburu, karena istrinya Siti Nayun, 18 tahun, perempuan warga Kampung Jabaru, 2 RT 2 RW 5, Kelurahan Pasir Kuda, Bogor Barat, dua hari tidak pulang dan tinggal bersama dengan korban. "Untuk sementara motif pembunuhan ini didasari oleh cemburu," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polisi Resor Bogor Kota Ajun Komisaris Condro Sasongko, Rabu petang, 25 Juni 2014.
Menurut dia, petugas Buser Polres Bogor Kota dan Polsek Bogor Barat sudah menangkap para pelaku yakni Suwito, 32 tahun, Samin, 28 tahun, dan Rukun, 56 tahun, yang merupakan orang tua istri tersangka. "Para pelaku ditangkap empat jam setelah kejadian, sedangkan satu pelaku lain yang identitasnya diketahui bernama Mohed, yang ikut menghabisi korban, masih dalam pengejaran," kata dia.
Berdasarkan informasi sementara aksi pembantaian terhadap korban ini dilakukan karena Suwito cemburu sebab istrinya Siti Nayun, sudah dua hari tidak pulang dan tinggal di rumah korban. "Sejak hari Minggu, Siti pergi dengan korban dan tidak kembali ke rumahnya," katanya.
Mengetahui hal tersebut, tersangka tidak terima jika istrinya pergi dengan laki-laki lain kemudian meminta bantuan Rukun, mertuanya untuk meminta istrinya pulang. "Tersangka meminta mertuanya untuk menjemput istrinya agar mau pulang ke rumah," kata dia.
Kepada anaknya, Rukun meminta agar Siti untuk pulang ke rumah dengan alasan orang tua Suwito sedang sakit. Namun anaknya itu mau ikut pulang untuk menjenguk orang tua Suwito itu dengan syarat mengajak korban, "Siti mau pulang dan menjenguk mertuanya asalkan ditemani oleh korban," kata dia.
Bahkan Siti pun meminta agar suami dan orang tuanya itu tidak memperlakukan kasar korban jika ikut dengan dirinya menjenguk orang tua suaminya yang sedang sakit," Siti meminta agar teman prianya itu tidak diapa-apakan oleh Suwito, dan itu disanggupi oleh Rukun," kata Condro.
Dengan menggunakan angkutan kota (angkot) 03 jurusan Baranangsiang-Bubulak, yang disewanya itu, Rukun menjemput anaknya bersama korban di depan RS Karya Bhakti. "Saat Siti, Dede, dan Rukan pulang menggunakan angkot, ternyata, Suwito, Samin, dan Mohed membuntuti dengan menggunakan motor," kata dia.
Saat mobil melintas di Jalan Darul Quran, tepatnya di dekat Jembatan Loji, ketiga pelaku yang menggunakan motor itu menghentikan angkot yang ditumpangi oleh korban, Siti, dan orang tuanya. "Persis di dekat Jembatan Loji yang sepi dan gelap, ketiga pelaku memberhentikan angkot," ujar Condro.
Korban yang saat itu berada di dalam angkot langsung ditarik keluar dan dikeroyok ketiga pelaku. Dede yang tidak berdaya karena dikeroyok tiga pelaku terkapar setelah sabetan celurit mengenai perut korban. "Korban langsung tewas di tempat dengan kondisi luka parah pada perutnya," kata Condro Sasongko.
Para pelaku yang mengetahui korbanya sudah tewas terkapar ini langsung melarikan diri. Sementara itu polisi yang mendapatkan laporan tersebut langsung mendatangi lokasi dan membawa korban ke RS Kramat Jati, Jakarta Timur. "Mertua pelaku juga kami amankan karena dia yang menjemput korban," kata Condro.
Dari tangan pelaku polisi menyita celurit, pakaian korban yang penuh darah dan angkot yang disewa oleh pelaku untuk membawa korban. "Ketiga pelaku masih menjalani pemeriksaan di Mapolsek Bogor Barat. Akibat perbuatannya para pelaku bisa dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan," kata Kepala Unit Polisi Sektor Bogor Barat Ajun Komisaris Yaser Arafat.
Yaser mengatakan hingga saat ini anggotanya masih melakukan pengejaran terhadap satu pelaku lagi. "Ada tiga orang yang menjadi eksekutor, sedangkan satu pelaku lagi yaitu mertua tersangka ikut ditangkap karena yang menjemput anaknya dan membujuk agar pulang," kata dia.
M. SIDIK PERMANA
Berita Terpopuler:
Gitaris Queen Nyatakan Lagu Prabowo Tak Berizin
Berseragam Nazi, Dhani Balik Kecam Pengkritik
Anggun Kecam Dhani karena Pakai Seragam Mirip Nazi
Goenawan Mohamad: Media Tak Harus Netral