Klaim Biayai Obor Rakyat, Gaji Setiyardi Rp 11 Juta

image-gnews
Pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat, Setiyardi Budiono tiba memenuhi panggilan pemeriksaan di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin 23 Juni 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat, Setiyardi Budiono tiba memenuhi panggilan pemeriksaan di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin 23 Juni 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penggagas tabloid Obor Rakyat Setiyardi Budiono mengklaim membiayai sendiri penerbitan tabloidnya yang dicetak hingga 100 ribu eksemplar. Klaim ini banyak diragukan kebenarannya. Sebab, biaya untuk pengiriman ke berbagai pesantren di Jawa Timur dan Jawa Tengah saja mencapai Rp 200 juta.

Lalu, berapa sebenarnya gaji bulanan Setiyardi sebagai asisten Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan dan Otonomi Daerah Velix Wanggai? Dari penelusuran Tempo diperoleh informasi gaji bulanan Setiyardi adalah Rp 11.746.500. Rinciannya, tunjangan kinerja sebesar Rp 8.659.000 dan tunjangan jabatan Rp 3.087.500.

Selain jadi asisten Velix, Setiyardi juga dekat dengan Staf Khusus Presiden Bidang Bencana Alam Andi Arief. Menurut sumber Tempo, Andi Arieflah yang membawa Setiyardi bekerja di gedung Sekretariat Negara dan menempatkannya di bawah Velix. Andi, Setiyardi, dan Velix belum bisa dimintai konfirmasi. (Baca: Polisi Tak Bisa Cegah Peredaran Obor Rakyat)

Setiyardi tersinggung saat ada yang meragukan kemampuanya membiayai pencetakan tabloid yang mendeskreditkan calon presiden Joko Widodo itu.

"Itu menghina saya. Menganggap saya tidak mampu membiayai penerbitan," katanya seusai diperiksa di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, Senin, 23 Juni 2014.

Setiyardi mengklaim menerbitkan Obor Rakyat dilakukannya setelah cuti sebagai asisten Velix.

"Secara etika, saya tidak boleh melibatkan institusi. Ini adalah pekerjaan pribadi," tuturnya, sembari menyatakan dirinya bebas berkarya lantaran tidak berstatus pegawai negeri.

Setiyardi mengaku menerbitkan tabloid itu lantaran merasa dibohongi calon presiden Joko Widodo yang pernah berjanji membenahi Jakarta sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Iklan
image-banner
Scroll Untuk Melanjutkan

Sabtu dua pekan lalu, Setiyardi mengaku bertanggung jawab atas penerbitan tabloid tersebut. Menurut dia, Obor Rakyat dicetak 100 ribu eksemplar per edisi, masing-masing 16 halaman. Setiap eksemplar, ujar dia, dicetak dengan biaya Rp 1.000 rupiah. “Biayanya murah karena jumlah halamannya tak banyak,” katanya. Kini, Obor Rakyat sudah memasuki edisi keempat.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pers Indonesia Bagir Manan mengatakan Obor Rakyat tidak layak dikatakan sebagai produk pers. Konsekuensinya, sang pemilik bisa dilaporkan ke kepolisian lantaran tulisan kontroversial yang dimuat tabloidnya.

"Apabila ada yang melapor, akan terjadi delik aduan yang bersifat pidana," kata Bagir saat dihubungi Jumat lalu.

Bagir mengatakan tabloid ini tidak memiliki badan hukum pers sebagai syarat utama untuk disebut sebagai produk pers. Selain itu, tutur dia, cara yang ditempuh Obor Rakyat untuk mendapatkan data atau tulisan tidak layak dikatakan sebagai kerja jurnalistik karena bersifat menuding dan tidak memberi kesempatan kepada tertuduh untuk melakukan klarifikasi. (Baca: Pesaing Obor Rakyat Dicetak 500 Ribu Eksemplar)

NURHASIM | AMOS SIMANUNGKALIT


Berita Lain
Goenawan Mohamad: Media Tak Harus Netral 

Glenn Fredly Kecewa Dhani Pakai Baju Mirip Nazi

Himmler, Pejabat Nazi yang Ditiru Ahmad Dhani  

Iklan


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.


DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustofa
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.


Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Ketua DPR Setya Novanto melambaikan tangan sembari tertawa usai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 15 Maret 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.


Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Putera sulung mantan Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (tengah) menyerahkan piala kepada Ketua Pelaksana Kejuaraan Asia Karate SBY Cup XIV Jackson AW Kumaat (keempat kiri) di Jakarta, 25 Februari 2017. ANTARA FOTO
Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini


Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Presiden Joko Widodo memberi pernyataan usai Rapim TNI, didampingi Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Cilangkap, 16 Januari 2017. TEMPO/Yohanes Paskalis
Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.


Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Susilo Bambang Yudhoyono membacakan pidato politiknya usai ditetapkan menjadi ketum periode 2015-2020 dalam penutupan Kongres Demokrat di Surabaya, 13 Mei 2015. Dalam pidato politiknya SBY membacakan 10 rekomendasi hasil kongres untuk landasan kerja selama lima tahun kedepan. TEMPO/Nurdiansah
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.


Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Relawan membentangkan Bendera Merah Putih raksasa saat mengikuti kirab budaya menyambut Presiden ketujuh Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kawasan MH Thamrin, Jakarta, 20 Oktober 2014. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.


Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Pendukung Jokowi-JK menggunduli rambutnya saat Pemilu Presiden 2014 di posko Relawan Keluarga Nusantara di Kuta, Bali, 9 Juli 2014. TEMPO/Johannes P. Christo
Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.


Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Pimpinan MPR terpilih, Ketua Zulkifli Hasan bersama Wakil Ketua (kiri-kanan) Hidayat Nur Wahid, H. Mahyuddin, Evert Erenst Mangindaan dan Oesman Sapta Odang berfoto bersama pada Sidang Paripurna pemilihan pimpinan MPR di Gedung Nusantara, Jakarta, 8 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.


Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Jokowi. ANTARA/Rosa Panggabean
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.