TEMPO.CO, Tasikmalaya - Evakuasi para penumpang Kereta Api Pasundan jurusan Bandung-Surabaya yang anjlok di Kadipaten Tasikmalaya, Jawa Barat, terbilang lamban. Hingga pukul 13.30 WIB, masih ada penumpang yang belum dievakuasi dari lokasi kejadian. Padahal anjloknya kereta terjadi pukul 07.30 WIB.
"Saya di sini sejak pukul 08.00 WIB, sekarang masih menunggu kendaraan lori untuk evakuasi," kata Kasiman, salah seorang penumpang Kereta Api Pasundan, Jumat siang, 27 Juni 2014.
Dia mengatakan evakuasi penumpang terbilang lamban. Evakuasi hanya dilakukan dengan sepeda motor yang dimodifikasi sehingga bisa melaju di rel kereta. Baru sekitar pukul 13.00 WIB ada lori bantuan. "Ya lambat lah," katanya.
Kasiman dan lima keluarganya hendak menuju Solo. Setelah kejadian, lima keluarganya mendahulukan diri menuju stasiun terdekat, yakni Stasiun Ciawi. Sementara Kasiman menjaga barang bawaan di lokasi kejadian. "Barang bawaan kami cukup banyak, saya menunggu lori saja. Tidak mungkin jalan kaki menuju bus evakuasi di Jembatan Gentong," ujarnya.
Saat kejadian, Kasiman berada di gerbong dua. Para penumpang sempat panik dan berteriak Allahu akbar saat kereta anjlok. "Penumpang panik, yang lebih panik itu penumpang di gerbong satu," ujarnya.
Sementara menunggu kendaraan evakuasi, banyak penumpang yang lebih memilih berjalan kaki ke bus yang berada di Jembatan Gentong untuk dievakuasi ke Stasiun Ciawi. Para penumpang yang jalan kaki tidak membawa barang bawaan dalam jumlah banyak. "Saya jalan kaki sekitar satu setengah sampai dua kilometer menuju jembatan Gentong," kata Rusdi, salah seorang penumpang kereta.
Dia terpaksa jalan kaki karena menunggu lori yang telat datang. "Sampai jembatan akan pakai bus, lalu ke stasiun," katanya.
Sementara Humas PT Kereta Api Indonesia Daops 2 Bandung, Zunerfin, menyangkal proses evakuasi penumpang dibilang lamban. Dia menjelaskan posisi kereta berada di arah Barat atau Garut. Jika dievakuasi melalui Stasiun Cipeundeuy, Garut, evakuasi terhalang jembatan.
"Harus melalui jembatan, sehingga penumpang tidak mungkin lewat jembatan. Kalau posisi kereta di Timur (arah Tasikmalaya) bisa sekaligus diangkut semua," jelasnya.
Pantauan di lapangan, hujan deras mengguyur lokasi kejadian. Para penumpang yang masih berada di lokasi berteduh di bawah terpal yang disediakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya. Sementara barang bawaan mereka ditutupi daun pisang.
CANDRA NUGRAHA