TEMPO.CO, Jakarta - Badan Cuaca Perserikatan Bangsa-Bangsa mengajukan peringatan kepada sejumlah pemerintahan di dunia tentang perubahan cuaca yang disebabkan oleh peristiwa El Nino. Badan tersebut menjelaskan pemerintah harus waspada tentang kekeringan dan banjir yang akan melanda. (Baca: BMKG: Masyarakat Tidak Perlu Khawatir El Nino)
Dikutip dari TIMES, Kamis, 26 Juni 2014, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengeluarkan pernyataan bahwa ada kemungkinan 60 persen dari El Nino terjadi pada Juni dan Agustus nanti. Bahkan, gejala ini diperkirakan meningkat jadi 75 sampai 80 persen pada Oktober hingga Desember nanti. "Kami masih rentan melawan kekuatan alam, tapi kami bisa melindungi diri dengan kesiapan," kata Sekretaris Jenderal WMO Michel Jarraud.
Saat El Nino datang, India diperkirakan akan mengalami sedikit musim hujan. Di lain pihak, Indonesia dan Australia akan mengalami kekeringan sehingga meningkatkan risiko kebakaran hutan dan gagal panen. Sebaliknya, hujan deras akan terjadi di Pasifik Timur dan negara-negara Amerika Selatan menimbulkan risiko terjadinya banjir bandang dan longsor.
El Nino adalah gejala penyimpangan pada suhu permukaan Samudera Pasifik di pantai Barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya. El Nino dapat menyebabkan kekeringan atau banjir di daerah-daerah tertentu yang biasanya disebabkan dari perubahan suhu global akibat ulah manusia. (Baca: Mei 2014, Bumi Capai Suhu Terpanas)
Para ahli percaya naiknya suhu air di Samudera Pasifik dan pergerakan air hangat yang cepat ke arah timur akan meningkatkan kekhawatiran El Nino yang akan lebih besar dari tahun sebelumnya. Diperkirakan puncaknya akan terjadi di kuartal akhir 2014 dan menghilang beberapa bulan pertama ada 2015 mendatang.
RINDU P. HESTYA | TIMES
Berita Lain:
Apa Makna Huruf 'L' pada Android L?
Apa Saja Fitur Unggulan di Android L?
Bintang Ini Terbuat dari Berlian