TEMPO.CO, Lumajang - Pemecatan Nusron Wahid dari Partai Golkar menuai aksi protes di daerah-daerah. Sejumlah anggota Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menggelar aksi protes dan keprihatinan pada Jumat pagi, 26 Juni 2014.
Para pengunjuk rasa menyatakan protes sebagai wujud keprihatinan atas matinya demokrasi di Indonesia. Aksi dilakukan di perempatan Jalan Jenderal Sudirman, Kota Lumajang. Mereka berorasi secara bergantian menggunakan pengeras suara. Aksi itu mengundang perhatian para pengguna jalan.
Nusron Wahid adalah Ketua Umum GP Ansor yang merupakan wakil rakyat terpilih periode 2014-2019. Bersama dua anggota Golkar lainnya, Nusron dipecat oleh DPP Partai Gokar. (Baca juga: Nusron Wahid Akan Pecat Ketua Banser Pro-Prabowo)
Ketua GP Ansor Kabupaten Lumajang Adam Bahiro mengatakan pemecatan Nusron disebabkan perbedaan pendapat terkait dengan pilihan calon presiden dengan ketentuan partai. "Padahal Nusron adalah kader yang membawa aspirasi kaum nahdliyin," katanya. Bahkan perolehan suaranya dalam pemilu legislatif mencapai 243 ribu suara, salah satu yang tertinggi di Partai Golkar. "Mau dikemanakan suara warga nahdliyin yang memilihnya ini," kata Adam.
Pemecatan Nusron ini dianggap sebagai tindakan partai yang tidak demokratis. "Tidak demokrasi ini namanya," ujar Adam. Terkait dengan pemecatan ini, GP Ansor mendesak pihak-pihak terkait untuk melakukan dialog internal sehingga dapat dicarikan solusi yang lebih baik.
Selain itu, Ansor meminta DPP Partai Golkar memperhatikan aspirasi kaum nahdliyin yang diwakili Nusron serta meninjau ulang pemecatan Nusron agar tercapai proses demokrasi yang lebih baik.
DAVID PRIYASIDHARTA