TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri optimistis neraca perdagangan pada Mei akan mengalami surplus. Pada April lalu, neraca perdagangan tercatat defisit US$ 1,96 miliar. "Surplus neraca perdagangan kecil saja, maksimal US$ 50 juta," katanya di kantor Kementerian Keuangan, di Jakarta, Jumat, 27 Juni 2014.
Surplus neraca perdagangan antara lain disumbang oleh menurunnya jumlah impor. Namun di sisi lain, kinerja ekspor belum sepenuhnya pulih terutama untuk komoditas minyak kelapa sawit (CPO). "Anjloknya ekspor CPO pada April sebesar 45 persen hanya sementara. Buktinya sekarang sudah mulai membaik," katanya.
Membaiknya volume ekspor CPO, disebabkan konsumen mulai beralih dari minyak kedelai ke kelapa sawit. Pada bulan lalu, permintaan CPO sempat menurun karena harga komoditas ini mengalami kenaikan.
Meski angka impor secara keseluruhan menurun, permintaan pasokan pangan dari luar negeri justru mengalami peningkatan. Sebabnya, menurut Chatib, menjelang puasa terjadi kenaikan permintaan komoditas pangan. Adapun melemahnya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah, belum berpengaruh terhadap membaiknya kinerja ekspor.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Mirza Adityaswara juga memperkirakan neraca perdagangan pada Mei akan mengalami surplus US$ 20-30 juta.
PERSIANA GALIH