TEMPO.CO, Surabaya - Calon presiden Joko Widodo mengaku tidak tahu-menahu soal jurnalis investigasi bernama Allan Nairn. Baru-baru ini, Nairn membuka wawancara off the record-nya dengan Prabowo Subianto tentang berbagai hal, termasuk insiden penembakan di Santa Cruz oleh militer pada 1991.
Jokowi mengatakan tidak mengikuti soal sosok Nairn dan materi wawancara dengan Prabowo yang dia buka ke publik. "Waduh, enggak ngerti saya," ujarnya saat ditanya Tempo, Sabtu malam, 29 Juni 2014. (Baca: Bongkar Rahasia Prabowo, Allan Nairn: Demi Publik)
Menurut Jokowi, dirinya sangat sibuk kampanye sehingga tidak pernah membaca berita di koran ataupun menonton televisi. Hampir tiap hari, tutur dia, waktunya habis buat berkampanye. "Setiap hari saya kampanye, kapan bacanya," ujarnya.
Nairn adalah jurnalis kelahiran Morristown, New Jersey, Amerika Serikat, pada 1956. Dia mengaku menyaksikan sendiri peristiwa Santa Cruz yang menewaskan sekitar 271 warga Dili, Timor Timur. (Baca: Kivlan Zen: Jurnalis Amerika itu Pesanan)
Dokumenter "Massacre: The Strory of East Timor" yang diluncurkan Nairn pada 1992 menunjukkan laki-laki itu mengalami luka retak di kepala lantaran dihantam popor senapan M16 oleh tentara Indonesia.
Pada 2010, Nairn menuturkan dirinya menjadi incaran militer Indonesia. Dia diancam pidana lantaran melakukan fitnah. Namun Nairn menantang balik agar militer Indonesia menangkapnya, sehingga dia bisa membuka kebobrokan militer di pengadilan. (Baca: Wawancara Tempo dengan Jurnalis Allan Nairn)
EDWIN FAJERIAL
Terpopuler
Memerkosa Enam Remaja, Tante May Divonis 12 Tahun
Anggota TNI Akui Bakar Juru Parkir Monas
Transformers Age of Extinction: Megah dan Dangkal
Ramadan, Omzet Pasar Tradisional Naik 20 Persen
MU Resmi Lepas Buttner ke Dynamo Moscow
Polisi Usut Intimidasi Terhadap Kader Demokrat
Ibunda Menteri Armida tutup Usia