Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fenomena Unik Kerlip Kerang Disko di Lautan  

image-gnews
Lampu hias yang siap untuk dijual yang terbuat dari kerang di Pamulang, Tangerang selatan (20/4). Kerajinan tersebut dijual dengan harga Rp. 5.000 - Rp 2,5 juta tergantung jenis ukuran. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.
Lampu hias yang siap untuk dijual yang terbuat dari kerang di Pamulang, Tangerang selatan (20/4). Kerajinan tersebut dijual dengan harga Rp. 5.000 - Rp 2,5 juta tergantung jenis ukuran. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena unik di balik kerlap-kerlip "kerang disko" di lautan berhasil dipecahkan. Riak cahaya berkerlapan di dasar laut rupanya disebabkan oleh cermin reflektif yang melapisi bibir kerang (Ctenoides ales).

Kerang berukuran lima sentimeter ini sebelumnya diyakini mampu menghasilkan cahaya sendiri. Namun, video berkecepatan tinggi mengungkapkan bahwa bibir kerang disko dilapisi oleh bola-bola silika kecil yang memantulkan cahaya alami.

Banyak organisme laut, mulai dari plankton sampai gurita, mampu menghasilkan cahaya seperti pada kerang disko dengan bioluminescence--sebuah fenomena yang terjadi ketika energi kimia dari hewan dilepaskan sebagai cahaya. Hewan bercahaya memiliki senyawa khusus yang bereaksi dengan oksigen sehingga dapat memancarkan cahaya bahkan dalam kegelapan total.

Namun, kerang disko tidak memiliki senyawa itu. Sebaliknya, bola-bola silika berfungsi sebagai cermin mungil yang memantulkan cahaya seperti bola disko.

"Bola-bola silika kecil memenuhi garis bibir bagian dalam pada mantel kerang disko," kata Lindsey Dougherty, seorang mahasiswa pascasarjana di University of California, Berkeley. Bagian bertabur bola silika itu merupakan lapisan luar dari otot dan jaringan pelindung.

Kerang disko hidup di daerah tropis Samudera Pasifik. Spesies ini biasanya hidup di celah-celah karang di dasar laut pada kedalaman 3-46 meter. (Baca juga: Waspada Kerang Hijau dari Teluk Jakarta)

Seperti dikutip Livescience, Senin, 30 Juni 2014, bola mikroskopis itu berukuran tidak lebih dari 340 nanometer. Sebagai perbandingan, selembar kertas fotokopi standar memiliki tebal 100.000 nanometer.

Dougherty menggunakan spektrometer untuk mengukur cahaya yang dipancarkan oleh kerang disko. Ia menemukan bahwa bola silika sangat baik memantulkan cahaya biru dengan panjang gelombang pendek. Pantulan cahaya biru mampu mencapai laut yang lebih dalam daripada warna cahaya lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagian luar bibir kerang tidak memiliki bola silika dan sangat baik menyerap cahaya biru. Oleh karenanya, "Penyerapan cahaya membuat bagian luar bibir tampak sangat gelap," ucap Dougherty.

Kerang disko membuka-tutup bibir mereka dua kali setiap detik. Gerakan cepat itu dilakukan di antara sisi terang dan gelap dari bibir mereka sehingga menciptakan efek cahaya beriak.

Dougherty dan rekan-rekannya masih meneliti mengapa kerang disko melakukan gerakan spektakuler itu. Mereka menduga perilaku berkedip itu dirancang untuk menarik plankton kecil untuk dimakan. "Bisa juga untuk menakut-nakuti predator atau menarik pasangan," ujarnya. 

Setiap kerang disko memiliki 40 mata. Namun para ilmuwan tidak mengetahui apakah kerang itu bahkan dapat melihat kedip cahaya yang mereka pancarkan sendiri. Dougherty masih menguji untuk melihat apakah kerang menggunakan riak cahaya untuk berkomunikasi satu sama lain. 

Rincian penemuan Dougherty dan rekan-rekannya ini diterbitkan dalam jurnal Journal of Royal Society Interface edisi 25 Juni 2014.

LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita Lain:
Membelot, Bupati Sutedjo Diminta Keluar dari PDIP
Ahok Berulang Tahun Bertepatan Hari Pertama Puasa
Titiek: Keluarga Cendana 100% Dukung Prabowo-Hatta

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

11 hari lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.


Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

11 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.


Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

14 hari lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

Program studi Biologi UGM raih peringkat 1 di Indonesia Versu QR WUR by Subject 2024. Berikut profil prodi ini.


Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

20 Februari 2024

Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

Polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga. Simak hasil studi tim peneliti di Amerika Serikat ini.


Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

11 September 2023

katak mutiara merupakan jenis katak pohon yang memiliki bintik seperti mutiara. Saat ini populasinya sudah langka. Tim Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR) menemukan katak ini di Pegunungan Sanggabuana, Karawang (dok.SWR)
Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

Katak langka ini berwarna oranye kecokelatan. Tubuhnya dipenuhi bintik putih seperti mutiara dan berkilau saat disorot cahaya senter.


Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

23 Mei 2023

Orcinus orca atau paus pembunuh. Shutterstock
Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

Laporan-laporan tentang pertemuan dengan orca yang agresif di lepas pantai Iberian mulai muncul pada Mei 2020, dan belakangan menjadi lebih sering.


Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

16 Desember 2022

Ular Piton (ilustrasi).
Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

Ini adalah bukti resmi pertama organ genital ular betina.


Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

21 September 2022

Penelitian tentang kenapa bebek berenang dalam formasi satu baris memenangkan Hadiah Ig Nobel bidang Fisika 2022. YouTube
Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

Ig Nobel diberikan kepada penelitian-penelitian yang dianggap paling aneh, konyol dan unik yang membuat 'tertawa namun kemudian berpikir'.


Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

23 Juli 2022

Tim Indonesia yang berhasil meraih empat medali yakni dua medali emas dan dua perunggu dalam ajang International Biology Olympiad (IBO) ke-33 tahun 2022 yang diselenggarakan di Yerevan, Armenia. ANTARA/HO- Dokumentasi Pribadi.
Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

Jefferson peraih medali perunggu di olimpiade Biologi internasional di Armenia sudah merantau sejak SD. Memiliki segudang prestasi.


3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

16 Juni 2022

Gedung Rektorat IPB University di kampus IPB Dramaga Bogor /ANTARA
3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

Di urutan ke-2 dan ke-3 ada Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia sebagai kampus terbaik di bidang Biologi. Kampus mana yang pertama?