TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian menunjukkan bukti mengenai adanya penularan yang dialami pengguna Facebook saat menyimak News Feed. Penularan terjadi tanpa adanya interaksi langsung atau nonverbal.
"Hasil ini mengindikasikan bahwa emosi yang diekspresikan oleh orang lain di Facebook dapat mempengaruhi perasaan kita," tulis sebuah jurnal yang dipublikasikan National Academy of Sciences pada 17 Juni, seperti dilansir Livescience, Selasa, 1 Juli 2014.
Perasaan atau kondisi psikologis yang tanpa disadari menyebar di antara banyak orang dikenal sebagai infeksi emosi. Hal tersebut sebenarnya kerap dipelajari oleh para ilmuwan. Ada studi yang menunjukkan bahwa depresi dan kebahagiaan dapat ditransfer lewat dunia maya. Namun laporan tersebut dianggap kontroversial karena hanya berdasarkan korelasi bukti dan tidak dapat mengesampingkan variabel potensial lain.
Penelitian dilakukan terhadap 689.003 ribu pengguna Facebook yang dipilih secara acak sejak Januari 2012. Ini dilakukan dengan mengamati ekspresi di posting-an pengguna yang dituliskan dalam bahasa Inggris lewat News Feed.
Peneliti mengelompokkan posting-an tersebut. Mereka kemudian saling menghilangkan posting-an negatif dan positif dari tiap kelompok. Kemudian mereka mengamati posting-an pengguna, setelah peneliti menghilangkannya. (Baca juga: Piala Dunia Dibicarakan 1 Miliar Orang di Facebook)
Selanjutnya, peneliti menggunakan peranti lunak linguistik dan penghitung kata (word-counting) untuk menentukan mana saja posting-an yang mengandung hal positif dan negatif. Kemudian mereka mengukur persentasenya berdasarkan posting-an yang positif dan negatif.
Hasil penelitian menunjukkan, rata-rata posting-an positif jumlahnya dua kali lipat (47 persen) dari posting-an negatif (22 persen). Setelah diperoleh hasil, peneliti mengukur persentase kata-kata yang digunakan oleh tiap individu saat pengguna mem-posting ekspresi positif dan negatif. Tim kemudian menganalisa lebih dari tiga juta posting-an yang mengandung 122 juta kata. Dari jumlah tersebut, sebanyak empat juta kata merupakan kata positif, sedangkan 1,8 juta negatif.
Pengguna yang mengekspresikan kata-kata positif akan mem-posting hal negatif ketika di News Feed mereka banyak memuat hal negatif. Sebaliknya, pengguna yang mengekspresikan hal negatif, ketika di News Feed mereka muncul hal positif, mereka akan mem-posting hal positif. (Baca juga: Manusia Takut Pada Sesuatu yang Mendekat)
Kesimpulannya, temuan ini menujukkan adanya emosi yang terinfeksi dapat muncul di dunia maya, meskipun tanpa adanya tatap muka di antara dua individu. "Sederhanaannya, kami ingin menunjukkan emosi teman yang diekspresikan lewat Facebook dapat menghasilkan suatu efek," tulis jurnal tersebut.
LIVESCIENCE | SATWIKA MOVEMENTI
Berita Terpopuler:
Titiek: Keluarga Cendana 100% Dukung Prabowo-Hatta
Politikus Ini Masih Sakit Hati kepada Demokrat
Gunung Sinabung Meletus, Tidak Ada Korban Jiwa