TEMPO.CO, Solo - Komite Museum Radya Pustaka berencana merombak seluruh jaringan listrik yang ada di museum tertua di Indonesia tersebut. Jaringan listrik yang sudah usang membuat museum itu beresiko memicu kebakaran.
Ketua Komite Museum Radya Pustaka, Purnomo, mengatakan instalasi listrik di tempat itu memang sudah lama tidak diganti. "Dilihat dari bahannya, kemungkinan instalasi listrik tidak pernah diganti selama puluhan tahun," katanya, Selasa, 1 Juli 2014. Sebagian besar kabel menempel pada plafon kayu sehingga sangat berisiko jika terjadi hubungan pendek atau korslet.
Purnomo baru mengetahui kondisi kelistrikan itu saat memperbaiki pendingin ruangan. "Peralatan tersebut tidak bisa dihidupkan," katanya. Saat diteliti, ternyata tegangan yang mengalir sangat lemah yang disebabkan jaringan listrik yang sudah usang.
Museum yang berdiri pada pemerintahan Paku Buwono X tahun 1890 tersebut sebenarnya baru saja selesai direnovasi, April lalu. Hanya saja renovasi tersebut hanya dilakukan pada interior, penataan koleksi, dan penambahan gedung baru. "Tidak menyasar pada jaringan listrik yang tersembunyi di atas plafon," kata Purnomo.
Meski sedang diperbaiki, Purnomo memastikan Museum Radyapustaka masih menerima kunjungan. Sebab mereka tidak akan memadamkan listrik selama perbaikan. "Jaringan lama baru akan dibongkar setelah jaringan baru selesai," katanya.
Selain untuk kepentingan kunjungan, museum sengaja tidak mematikan listrik agar sistem pengamanan tidak terganggu. "Selain pengamanan dari satpam kami juga mengandalkan kamera CCTV," kata Purnomo.
AHMAD RAFIQ
Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Korupsi Haji | Tragedi JIS | Piala Dunia 2014
Berita terpopuler:
Rumah Dibakar, Istri Uje: Saya Sudah Maafkan
Ormas Islam Klaim Prabowo Panglima Perang
Bright Eyes, Kisah Anak Indonesia di Sekolah AS