TEMPO.CO, Bandung - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammad Hendrasto mengatakan erupsi gunung pada 29 Juni lalu masih berpotensi terjadi lagi. “Gempa tremornya masih ada, jadi sekali-kali akan terjadi. Letusan berpotensi masih ada,” kata dia pada Tempo, Selasa, 1 Juli 2014.
Menurut Hendrasto, gempa tremor terus terekam peralatan Seismometer di Gunung Sinabung dengan amplitude paling rendah 3 milimeter hingga 90 milimeter paling tinggi. “Jadi, rata-ratanya 10 milimeter,” kata dia.
Hendrasto mengatakan erupsi yang berlangsung sejak akhir tahun lalu itu membuat sistem gunung api itu sudah terbuka. “Dengan sistem yagn sudah terbuka, aktivitas erupsi tidak akan didahului tanda-tanda vulkaniknya,” kata dia.
Hendrasto mengatakan letusan yang terjadi di Gunung Sinabung pada Ahad, 29 Juni 2014 itu terjadi sekali, lalu berhenti. Akibat erupsi itu menghasilkan kolom asap setinggi 4 ribu meter dan awan panas ke arah tenggara kawah gunung itu sejauh 4.500 meter.
Menurut dia, potensi awan panas itu masih terjadi mengikuti erupsi gunung itu. “Karena sistem sudah terbuka, sewaktu-waktu bisa terjadi letusan dan bisa menghasilkan awan panas,” katanya.
AHMAD FIKRI
Berita Lain
Buruh Prabowo Tagih Tunggakan 6 Bulan Gaji
Ormas Islam Klaim Prabowo Panglima Perang
Polisi Galau Tentukan Pelanggaran Obor Rakyat
Bright Eyes, Kisah Anak Indonesia di Sekolah AS