TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh, melepas tim nasional olimpiade sains Indonesia yang akan berkompetisi di olimpiade sains internasional. "Mereka adalah ujung tombak yang akan mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia," kata dia di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta Pusat, Rabu, 2 Juli 2014.
Nuh menyebut siswa-siswi sekolah menengah atas terpilih dari seluruh Indonesia itu sebagai calon-calon doktor masa depan. "Mereka merupakan aset bangsa yang harus dijaga," ujarnya. Negara, dia melanjutkan, harus aktif menciptakan pemikir muda seperti mereka.
Baca Juga:
Nuh tak memaksa para peserta untuk merebut medali. "Berusaha sebaik-baiknnya, ikut saja sudah sukses," ujarnya. (Baca: Indonesia Juara Olimpiade Sains Asia)
Nuh melepas 32 orang peserta yang terbagi dalam tujuh tim. Mereka terdiri atas enam peserta untuk olimpiade matematika, lima untuk fisika, empat untuk komputer, empat kimia, lima untuk astronomi, empat untuk biologi, dan empat untuk geografi.
Para duta bangsa itu akan bertarung di berbagai belahan dunia. Olimpiade matematika berlangsung di Cape Town, Afrika Selatan, pada 3-13 Juli mendatang. Tim fisika menuju Astana, Kazakhstan, 13-22 Juli. Tim komputer di Taipei, Taiwan, pada 13-20 Juli mendatang. Olimpiade kimia akan diselenggarakan di Hanoi, Vietnam, pada 20-29 Juli. Sementara tim biologi akan bertarung di negara sendiri, tepatnya di Bali, pada 5-13 Juli mendatang.
Ada dua tim yang baru berangkat pada bulan depan, yaitu tim astronomi yang akan berkompetisi di Suceava, Rumania, pada 1 hingga 8 Agustus nanti dan tim geografi pada 21-27 Agustus 2014 di Koln, Jerman.
Ketua tim pembina tim fisika, Syamsu Rosid, mengatakan peserta merupakan siswa-siswi terpilih dari ajang olimpiade tingkat nasional. Para peserta, dia melanjutkan, mendapatkan pelatihan intensif selama tiga bulan. "Semua bahan sudah diberikan, kami siap," kata pengajar fisika di Universitas Indonesia itu kepada Tempo di tempat yang sama.
Untuk tim astronomi mendapatkan pelatihan khusus. Musababnya, kata ketua tim pembina bidang itu, Hakim L. Malasan, soal yang diujikan dalam olimpiade astronomi setara dengan soal pasca-sarjana. "Saat ini pelatihannya sedang memasuki masa akhir," kata pengajar astronomi di Institut Teknologi Bandung itu.
AMRI MAHBUB
Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Korupsi Haji | Tragedi JIS | Piala Dunia 2014
Berita terpopuler lainnya:
Deddy Dores: Ahmad Dhani Harus Izin Ubah Lagu Queen
Bantahan Kampanye Hitam Jokowi Beredar di Rusun
Nemwont Resmi Gugat Pemerintah ke Arbitrase