TEMPO.CO, Banyuwangi - Juru bicara Kementerian Perhubungan, Julius Adravida Barata, memastikan karamnya kapal landing craft tank Pancar Indah di Selat Bali tak akan menghambat pelayanan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk. "Masih dapat berjalan dengan baik semuanya," kata Julius melalui pesan singkat, Kamis, 3 Juli 2014.
Julius menuturkan kapal LCT Pancar Indah--diawaki 13 orang--berangkat dari Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk pada pukul 21.05 WIB. Kapal tersebut mengangkut 11 truk besar, 5 truk tronton, dan 27 sopir.
Ketika sampai di 100 meter utara Pelabuhan Gilimanuk, kapal tersebut kandas dan miring 20 derajat ke kanan. "Semua penumpang selamat, dievakuasi oleh KMP Trima Jaya di dermaga Gilimanuk," ujar Julius.
Kapal LCT Pancar Indah karam di Selat Bali, Rabu malam, 2 Juli 2014, sekitar pukul 21.40 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
Sementara itu, Kepala Cabang PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Waspada Heruwanto mengatakan kapal tersebut bermuatan 5 unit tronton dan 11 unit truk. "Jumlah sopir dan keneknya ada 26 orang," kata Waspada kepada Tempo, Kamis dinihari, 3 Juli 2014. (Baca: Cuaca Buruk, Kapal LCT Karam di Selat Bali)
Menurut Waspada, kapal milik PT Pelayaran Makmur Bersama itu berangkat dari Pelabuhan Ketapang sekitar pukul 21.00 WIB. Saat itu angin kencang dan gelombang tinggi melanda Selat Bali. Pukul 21.40 WIB, PT ASDP memperoleh laporan bahwa kapal miliknya karam dalam radius 150 meter dari Pelabuhan Gilimanuk. "Kapal miring 35 derajat," tuturnya. PT ASDP kemudian mengevakuasi sopir dan kernet menggunakan KMP Prima Jaya. Mereka dievakuasi ke Pelabuhan Gilimanuk pada Kamis dinihari.
TRI ARTINING PUTRI | IKA NINGTYAS
Berita Terpopuler
Ahok Ditolak Masuk ke Masjid di Jakarta
AQJ Janji Jalin Hubungan dengan Keluarga Korban
Satu Pelaku Pelecehan Seks di Halte Transjakarta Mengaku
20 Menit Terakhir Brimob Rizky Sebelum Dibunuh