TEMPO.CO, Bandung - Kecenderungan pemilih di Jawa Barat ditandai dengan tingginya masyarakat yang menggunakan televisi sebagai media referensi. Hasil survei IDE Research and Consultant mengatakan sebanyak 55,58 persen masyarakat Jabar menggunakan televisi sebagai rujukan untuk memilih dalam pemilu presiden 2014.
"Keberhasilan Prabowo-Hatta di Jabar terletak pada keberhasilan sosok tersebut untuk meyakinkan publik melalui televisi dan tatap muka secara langsung," kata Jajang Sukmahari, Direktur Eksekutif IDE Research and Consultant, pada jumpa pers di Hotel Scarlet, Kota Bandung, Jumat, 4 Juli 2014. (Baca: Tim Prabowo Adukan Iklan Mirip Jokowi ke Bawaslu)
Menurut dia, tipikal pemilih di Jabar merupakan masyarakat yang tak terpengaruh dengan kampanye hitam yang berserakan di Internet dan media sosial. Isu HAM yang selalu dijadikan amunisi untuk menyerang Prabowo terbukti sama sekali tidak mempengaruhi pemilih di Jabar. "Di Jabar, masyarakat lebih cenderung memilih berdasarkan sosok," ucapnya.
Ia pun mengatakan banyaknya televisi nasional yang berafiliasi dengan kubu Prabowo-Hatta membawa pengaruh yang signifikan. Adapun kubu Jokowi dinilai gagal memanfaatkan momentum debat untuk meyakinkan publik bahwa mereka merupakan sosok yang laik sebagai presiden dan wakil presiden.
"Dengan tidak dikuasainya siaran debat capres di TV berita, hal tersebut membuat masyarakat yang terbiasa menonton tayangan hiburan tergiring untuk menyaksikan tayangan debat capres," ujarnya. (Baca: Tim Prabowo Adukan Iklan Jokowi di Pikiran Rakyat)
Berdasarkan hasil survei yang dirilis IDE Research and Consultant, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Prabowo-Hatta, mendapatkan keunggulan suara di Jawa Barat. Pasangan tersebut unggul dengan perolehan 55,35 persen, sedangkan Jokowi-Jusuf Kalla hanya mendapat perolehan 32,95 persen suara. Survei itu dilakukan mulai 28 Juni hingga 3 Juli 2014.
Menurut Jajang, dengan masih tingginya angka suara mengambang, kedua kandidat harus bekerja ekstra untuk meyakinkan pemilih menjelang masa akhir kampanye. Sebab, suara mereka akan berubah dinamis. Karena selisihnya tak terpaut jauh. "Ditambah swing voters dan yang tak memilih memiliki suara yang cukup tinggi," ujarnya.
IQBAL T. LAZUARDI S.
Terpopuler:
Mega Soal Rustri ke Prabowo: Apa yang Kau Cari?
ISIS Bersumpah Hancurkan Kabah Jika Kuasai Mekah
Prabowo Salah Sebut Singkatan PKS
Kenapa Anggota Brimob Rizky Dikeroyok Hingga Tewas
Ada Bekas Gigitan Ular di Tubuh Siswa SMA 3