TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) Prasetio menargetkan pendapatan perusahaan naik menjadi Rp 2,5 triliun pada tahun ini, dari Rp 2 triliun pada 2013. Sedangkan laba bersih, dia menargetkan sekitar Rp 200 miliar.
"Tahun lalu kan Rp 275 miliar. Tapi sebenarnya normalnya hanya Rp 160 miliar. Kenapa lebih banyak, karena tahun lalu kami menyelesaikan pesanan yang tertunda di 2012 sehingga proyeksi tahun ini naik 20 persen dari hitungan normal Rp 160 miliar ke Rp 200 miliar," kata dia kepada wartawan saat buka bersama di Restoran Sari Kuring, Kamis, 3 Juli 2014.
Prasetio menegaskan laba bersih 2013 tidak dapat dijadikan sebagai patokan pertumbuhan 2014. Sebab, 50 persen dari pesanan merupakan tugas periode 2012 yang tertunda. "Sehingga produksi benar-benar digenjot. Akhirnya naik dua kali lipat, kan," ujarnya.
Meski pemerintah sedang gencar menggalakkan e-money, ia merasa sangat optimistis dengan target tersebut. Pasalnya, kata dia, pesanan pencetakan uang kertas dan uang logam dari Bank Indonesia akan meningkat hingga lima tahun ke depan.
Hingga kini kontribusi pesanan BI mendominasi sebanyak 70 persen dan sisanya dari perusahaan milik pemerintah lainnya. Selain itu, Peruri juga bakal melakukan efisiensi dan meningkatkan optimalisasi kapasitas produksi.
"Kami sudah membenahi komposisi, tidak hanya uang tapi non-uang juga. Pita cukai, pasport, logam non-uang juga tumbuh," tutur Prasetio.
DEWI SUCI RAHAYU