TEMPO.CO, Rio de Jainero - Sejak pertama kali tiba di Rio de Janeiro, saya merasakan sebuah keyakinan yang luar biasa dari masyarakat Brasil bahwa di negerinya sendiri mereka bisa menjadi juara untuk keenam kalinya. Tulisan "Rumo Ao Hexa", yang artinya kira-kira menuju juara yang keenam kali, terlihat di mana-mana.
Yang membabi buta--dan kalau dilihat dari postur tubuhnya, saya yakin mereka tidak bisa bermain bola, Brasil dikatakan akan menjadi juara, apa pun yang terjadi. "Kalau gagal menjadi juara, saya akan menangis," kata Baica, lelaki 50-an tahun yang teramat yakin Selecao akan berjaya. "Pokoknya Brasil!" teriak yang lain.
Selain suara-suara itu, ada yang lebih rasional. Bukan karena mereka ragu akan kehebatan Selecao, melainkan tim lain yang datang ke negerinya itu punya kekuatan yang tidak bisa dipandang enteng. Jawabannya hampir sama. Bukan Argentina yang mereka sebut sebagai calon juara, melainkan Jerman.
Suara itu datang dari orang yang mengerti sepak bola. Salah satunya adalah Wagner. Bekas penjaga gawang klub Botafogo yang pernah mengantarkan klub ini menjadi juara Brasileiro pada pertengahan 1990-an itu dengan berat hati menyebutkan Jerman akan menjadi ancaman buat Brasil. Pertimbangannya?
"Mereka sudah lima kali bermain dalam Piala Dunia. Penampilannya konstan dan stabil. Dengan bekal penantian yang panjang itu, sepertinya saat inilah mereka bisa mendapatkan gelar juara kembali," katanya sambil menikmati makan siang.
Suara lainnya datang dari seorang seniman jalanan yang tinggal di permukiman padat Alemao, yang terletak di bagian utara Rio de Janeiro.
Bukan karena dia tinggal di Alemao--yang berarti "orang Jerman" dalam bahasa Portugis, kawasan yang dulu memang dimiliki tuan tanah asal Jerman. Tiago, meski mengaku tidak terlalu peduli pada kejuaraan yang digelar di negerinya itu, juga menyebut Jerman sebagai kandidat juara dunia.
Alasannya sama seperti Wagner. Meski tak sehebat Wagner, yang bisa bermain di klub besar seperti Botafogo, Tiago pernah bermain di beberapa klub di Rio. "Tiada hari tanpa main bola," katanya sambil tersenyum. "Selain Brasil, saya kira Jerman yang akan menjadi juara."
Kini prediksi Tiago pun kian sempit saja. Masalahnya, dinihari nanti, Jerman dan Brasil akan berhadap-hadapan dalam semifinal. Artinya, benar kata Tiago bahwa akan ada satu di antara dua tim yang disebutnya akan menjadi juara. Kalau tidak Brasil, ya, Jerman.
Bila kemudian Jerman yang lolos ke final, barangkali dua orang itu bisa menepuk dada. Paling tidak prediksi mereka tidaklah keliru. Namun, di sisi lain--seperti kebanyakan orang Brasil yang menginginkan Selecao menjadi juara, bisa menjadi kepedihan yang teramat dalam.
Pastinya bukan hanya Baica--dan temannya yang lain yang teramat yakin Brasil akan jadi juara--yang akan menangis, tapi juga seluruh Brasil tenggelam dalam duka. Tragedi Maracana, saat mereka gagal menjadi juara di negeri sendiri, terulang. Bahkan lebih cepat lagi.
IRFAN BUDIMAN (RIO DE JAINERO)