TEMPO.CO, Yogyakarta - Tim sukses calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla Kota Yogyakarta gencar mensosialisasikan hasil pemetaan mereka ihwal kampung paling rawan pergerakan politik uang jelang pemungutan suara. Koordinator pemenangan Jokowi Kota Yogya, Sudjanarko, mengatakan sosialisasi itu dilakukan setelah mendapat sejumlah informasi adanya potensi gerakan politik uang dari kubu lawan dengan modus pendataan pemilih. (Baca: Tim Dua Kubu Kerahkan Ribuan Relawan Awasi TPS)
"Informasinya satu orang kubu lawan sudah ditempatkan bergerilya mendata suara di satu kampung, lalu diberi uangnya secara bertahap," kata Sudjanarko kepada Tempo, Selasa, 8 Juli 2014.
Sudjanarko yang juga Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Yogyakarta itu menjelaskan modus pemberian uang secara bertahap tersebut diduga guna menjaga janji warga yang berhasil didata. Misalnya, jika ada warga setuju mendukung, diberi uang muka separuh dulu. "Kalau pas penghitungan suara jumlah dukungan satu kampung sesuai, sisanya dibayarkan, jadi dibayar dua kali," kata politikus yang juga Ketua Komisi D DPRD Kota Yogyakarta itu.
Informasi ini pun membuat tim pemenangan Jokowi di Yogya siaga. Sebab, pergerakan para makelar serangan fajar itu diduga akan melibatkan orang kepercayaan di kampung tersebut. Bukan orang luar yang gampang ditandai. "Bisa lewat pengurus RT/RW atau tokoh setempat," katanya. Pergerakannya pun tak melulu malam atau dinihari. Namun lebih fleksibel, seperti siang bolong atau saat berbuka puasa.
"Kasus seperti ini rawan terjadi di kampung yang punya tokoh atau perwakilan di lembaga seperti DPRD," ujarnya. (Baca: Bagi-bagi Uang, Ketua KPPS di Jombang Mundur)