TEMPO.CO , Jakarta: Melonjaknya aksi beli di pasar finansial dalam negeri menjelang pemilihan presiden telah membuat harga aset menjadi mahal. Ekonom PT Bank International Indonesia, Juniman, mengatakan euforia menguatnya indeks saham dan pasar keuangan hanya berlangsung sementara. Sebab, kenaikan harga ini tidak didukung oleh perbaikan dari sisi fundamental. "Penguatan saham dan rupiah hanya didorong oleh sentimen semata," kata Juniman.
Menurut Juniman, kenaikan aset-aset keuangan tidak dilandasi fondasi ekonomi yang kuat. Pertumbuhan ekonomi masih stagnan di level 5,3 persen serta neraca transaksi berjalan masih defisit. Di sisi lain, penguatan dolar di pasar global karena euforia pilpres juga tidak bakal berlangsung lama.
Bila mengacu pada fundamental ekonomi yang ada, level 11.700-11.900 adalah level yang wajar bagi rupiah. Kecuali ada katalis yang betul-betul kuat yang mampu menggerakkan rupiah. "Pada akhirnya pasar akan kembali rasional dengan melihat kembali faktor fundamental ekonomi," ujar Juniman. (Baca juga:Riset Nomura Prediksi Jokowi Ungguli Prabowo)
M. AZHAR
Berita Lainnya:
Getnap Tawarkan Game Gratis dan Pulsa
Caballero Bergabung ke Manchester City
Barcelona Mulai Jual Jersey Suarez
Ini Daftar Pemberi Diskon Pascapilpres