TEMPO.CO, Belo Horizonte - Kekalahan Brasil pada babak semifinal melawan Jerman merupakan "bencana" besar bagi para pendukungnya. Sempat digadang-gadang akan meraih juara untuk yang keenam kalinya, Brasil justru harus menerima ketangguhan tim Der Panzer dengan skor 1-7. (Baca: Brasil Dibantai Jerman, Ini Kata Julio Cesar)
Dikutip dari News.com.au, Rabu, 9 Juli 2014, kekalahan Brasil kemungkinan disebabkan oleh absennya sang kapten, Thiago Silva, dan Neymar yang sedang mengalami cedera punggung. Kekalahan ini membuat para pendukung marah dan kecewa karena tuan rumah tak bisa mengangkat piala.
Penonton yang datang di stadion juga menyoraki anak asuhan Luiz Felipe Scolari itu. Sebelum pertandingan usai, para penggemar sudah mulai meninggalkan Stadion Mineirão, Belo Horizonte. Bahkan, dari laporan berbagai media, sejumlah fan membakar bendera negaranya sendiri dan berakhir dengan kericuhan. Beruntung polisi Brasil berhasil membubarkan massa.
"Sangat memalukan! Ini sangat memalukan!" teriak seorang wanita. Sedangkan situs AP melaporkan seorang pria membenturkan kepalanya ke meja bar karena kesal. (Baca: Gagal ke Final, Brasil Usahakan Raih Juara 3)
Selain kecewa, sejumlah fan juga sangat berduka karena negaranya batal jadi juara. Di media sosial, tersebar sebuah potongan video yang menunjukkan seorang bocah berkacamata menangis saat Tim Samba ketinggalan 4-0 pada menit ke-25.
Di sisi lain, David Luiz, yang saat itu menggantikan Silva, meminta maaf kepada para pendukung atas kekalahan tersebut. "Minta maaf kepada semua orang, minta maaf kepada masyarakat Brasil," kata Luiz. (Baca: Dilibas Jerman, Kapten Brasil Minta Maaf)
Jerman sudah melancarkan serangan terbaiknya lewat gol pembuka dari tendangan Thomas Muller pada menit ke-11. Tak berapa lama, Miroslav Klose kembali membobol gawang Julio Cesar pada menit ke-23. Toni Kroos ikut menyumbang dua gol pada menit ke-24 dan 26.
Seperti belum puas, Sami Khedira kembali mencetak gol kelima pada menit ke-29. Lalu Andre Schurrle yang menggantikan Klose kembali menyumbang dua gol dan membuat selisih semakin jauh.
RINDU P. HESTYA | NEWS.COM.AU | AP