TEMPO.CO, Taipei - Pertumbuhan penjualan telepon cerdas berlayar lebar atau phablet (phone-tablet), diperkirakan meningkat signifikan pada 2014, terutama di wilayah Asia. Faktor utama pendorong pertumbuhan phablet adalah fungsinya yang kini menyamai fungsi tablet atau sabak digital.
"Sabak digital kini digantikan oleh ponsel cerdas dengan layar lebar," tulis situs Digitimes, Rabu, 9 Juli 2014. Lembaga riset International Data Corporation (IDC) dan NPD DisplaySearch menyebutkan, phablet kini sudah memadai untuk digunakan sebagai perangkat penunjang pekerjaan.
Digitimes melaporkan total pengapalan sabak digital diperkirakan tidak sampai 5 persen di tahun ini. Bahkan, pada 2015, pengapalannya di seluruh dunia diprediksi merosot tajam. Industri teknologi informasi pun meragukan tentang masa depan sabak digital.
Berdasarkan perkiraan tersebut, tidak heran produsen global mencoba mencari cara untuk menyelamatkan penjualan sabak digital, sekaligus mendorong penjualan ponsel cerdas. Seperti yang sudah dilakukan Apple, yang berinovasi dengan telepon cerdas dan sabak digital berlayar lebar. Ponsel cerdas yang menjadi andalan Apple, iPhone 6, dijadwalkan meluncur dalam beberapa bulan mendatang. iPhone 6 memiliki dua pilihan ukuran layar, yakni 4,7 inci dan 5,5 inci.
Sementara itu, Apple juga berencana memasarkan sabak digital yang layarnya berukuran di atas 10 inci. Meskipun demikian, masa depan sabak digital dengan layar jumbo masih diragukan. "Apple tidak memperoleh banyak pemasukan dari iPad," tulis Digitimes.
Berbeda dari Apple, Google lebih memilih untuk memacu bisnisnya dengan menciptakan platform khusus perangkat siap pakai, Android Wear. Adapun Motorola menjadi merek pertama yang berhak menyematkan Android Wear di jam pintar buatannya, Moto 360.
DIGITIMES | CNET | SATWIKA MOVEMENTI
Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Piala Dunia 2014 | Tragedi JIS
Berita terpopuler lainnya:
Ini Alasan Popularitas Jokowi Rebound
Kata Australia Soal Pemilu Indonesia
Braak, Prabowo Masukkan Surat Suara ke Kotak