TEMPO.CO, Malang - Angka kekerasan terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri masih tinggi. Sampai sekarang masih menjadi problematika serius meski pelbagai upaya sudah dilakukan untuk mengurangi angka kekerasan terhadap mereka.
Namun lima mahasiswa dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan Fakultas Teknik (FT) Universitas Brawijaya, Malang, meminta para TKI dan pemerintah jangan berputus asa. Mereka siap membantu dengan cara berinovasi dan membuat alat pelapor bernama Emergency Reporter on Underwear, disingkat Error.
Pembuatan Error digagas bersama oleh Hanifah R., Deviana Hadriati, dan Ema Lutviana dari FTP, serta Ahmad F. Irfan Maulana dan Septian Sanjaya dari FT. Mereka bekerja sama melalui Program Kreativitas Mahasiswa DIKTI bidang Karsa Cipta (PKM-KC) di bawah bimbingan Dewi Maya Maharani STP, M Sc.
Menurut Hanifah, sang ketua tim, Error merupakan alat komunikasi yang bisa dimanfaatkan sebagai pengganti telepon genggam milik TKI yang dirampas oleh majikan. Banyak kasus kekerasan yang dialami para TKI dan mereka tidak bisa segera melapor ke teman, keluarga, agen, atau kantor perwakilan diplomatik Indonesia. (Baca juga: TKI Brebes Dipenjara 15 Tahun di Kuwait)
"Telepon genggam belum dapat digunakan optimal sebagai alat peminta pertolongan saat seorang TKI mengalami kekerasan, makanya kami menciptakan Error. Alat ini cukup aman dipakai TKI karena dipasang di tempat tersembunyi atau tersamar," kata Hanifah, Jumat, 11 Juli 2014.
Ia menjelaskan Error merupakan alat pelapor yang posisinya terpasang pada pakaian dalam sehingga tersembunyi. Alat ini dilengkapi GPS (global positioning system) serta real time clock (RTC) yang terhubung ke server. Fungsinya untuk melaporkan posisi korban secara real time.
TKI yang membawa Error dan dalam kondisi terdesak cukup menekan tombol pada fitur yang tertanam di Error, dan secara otomatis Error mengirim pesan ke server sehingga bantuan bisa segera datang. (Baca juga: Dosen Brawijaya Raih Anugerah Kekayaan Intelektual)
Irfan Maulana menambahkan, Error sudah dites di Malang, Batu, dan Pasuruan. Ia mengklaim alat ini berfungsi dengan baik serta dapat melaporkan koordinat posisi pengguna secara tepat dan akurat. Salah satu keunggulan lain, penggunaan Error tidak terbatasi oleh dimensi ruang dan jarak. Berdasarkan hasil uji coba, Error berfungsi baik meski pengguna berlokasi jauh dari server.
"Sesuai dengan prinsip GPS yang mampu melaporkan koordinat posisi obyek di mana saja, alat kami juga mampu melaporkan posisi pengguna dari mana saja, bahkan meski berada di luar negeri sekalipun, asalkan lokasinya masih tercakup satelit GPS," kata Irfan.
ABDI PURMONO
Berita Terpopuler:
Pro-Prabowo, Saham MNC dan Viva Group Rontok
Dukungan Habib Lutfi Tak Dongkrak Suara Prabowo
Serangan Israel ke Palestina, Dunia Terbelah