Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita 4 Sekolah Tumbuhkan Budaya 'Hijau'  

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasiona. TEMPO/Prima Mulia
Ilustrasi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasiona. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah memberikan pernghargaan Adiwiyata Mandiri kepada 47 sekolah yang dianggap mampu menumbuhkan budaya ramah lingkungan kepada para siswanya. Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya mengatakan, sekolah-sekolah yang memperoleh penghargaan itu ada di Provinsi Sumatera Barat, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, dan Gorontalo. ”Adiwiyata adalah program untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan,” kata Balthasar seperti dikutip dari Majalah Tempo edisi Senin, 14 Juli 2014.

Penghargaan Adiwiyata Mandiri ini disampaikan Wakil Presiden Boediono pada Hari Lingkungan Hidup Internasional, 5 Juni lalu. Tahun ini, tercatat 4.132 sekolah dari 33 provinsi yang turut serta dalam penilaian. Ada sejumlah aspek yang dinilai, yaitu kurikulumnya; kegiatan sekolah yang melibatkan murid, guru, orang tua, dan warga sekitar sekolah; serta pengelolaan sarana dan prasarana pendukung sekolah yang ramah lingkungan. Berikut beragam cerita bagaimana sekolah-sekolah itu menumbuhkan sikap cinta lingkungan:

Memilih Sampah Menuai Protes
Tiga tempat sampah plastik--hijau untuk sampah basah, kuning buat sampah kering, dan merah khusus untuk batu baterai--tersebar di setiap sudut sekolah. Di Sekolah Dasar Negeri Juluk, Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura, kesadaran lingkungan berawal dari memilah-milah sampah. Guru kelas III, Ostadi, yang menyandang tugas khusus mengelola kegiatan lingkungan, rajin memantau kotak-kotak plastik tersebut.

Memilah sampah adalah kebiasaan aneh yang ditularkannya kepada para murid. Namun keberhasilan menularkan kebiasaan baru ini menimbulkan problem pula. Saat bertemu dengan para orang tua, Ostadi harus mempertanggungjawabkan kelakuannya. ”Mereka mengeluh karena anaknya memprotes pembuangan sampah di rumahnya yang tidak dipisah-pisah,” ucap Ostadi.

Anak-anak cepat belajar. Jika ketahuan membuang sampah ke tempat yang salah, mereka akan diganjar hukuman: membersihkan kelas atau halaman sekolah. Mereka juga diajari mengolah sampah organik menjadi pupuk, menanam pohon, dan mengelola taman. Di SD Negeri Juluk, sebagian besar orang tua adalah petani dan buruh yang anaknya mendapat bantuan beasiswa siswa miskin dari pemerintah daerah. Dan menumbuhkan kesadaran lingkungan di kalangan mereka jelas tak mudah.

Selanjutnya: Paling Banyak Memungut Sampah Jadi Bintang Kelas

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

15 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

37 hari lalu

Baterai Litium. shutterstock.com
BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

Peneliti BRIN tengah mengembangkan metode baru daur ulang baterai litium. Diharapkan bisa mengurangi limbah baterai.


Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

52 hari lalu

Ilustrasi berkebun. Freepik.com/Senivpetro
Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

Antropomorfisme memiliki arti pengenalan ciri-ciri manusia hingga empati kepada binatang, tumbuh-tumbuhan, atau benda mati.


Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

56 hari lalu

Hendrikus Woro hadir menggunakan pakaian adat sebagai saksi sidang kasus pencabutan izin kawasan hutan di Pengadilan Tinggi Usaha Negara (PTUN) Jakarta, Selasa 11 Juli 2023. Agenda sidang hari ini pemeriksaan saksi, Kuasa Hukum tergugat menghadirkan dua perwakilan masyarakat adat Suku Awyu. TEMPO-Magang/Andre Lasarus Benny
Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Masyarakat adat suku Awyu mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dalam sengketa izin lingkungan perusahaan sawit PT ASL di Boven Digoel, Papua Selatan.


4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

4 Maret 2024

Penyidik Gakkum KLHK menangkap DPO kasus dugaan pengrusakan dan perambahan kawasan hutan produksi Sungai Sembulan di Desa Penagan Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka. (ist)
4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

Tersangka Barlian merupakan aktor intelektual kasus perusakan dan perambahan hutan di kawasan hutan produksi Sungai Sembulan Bangka.


Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

13 Februari 2024

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Siti Nurbaya (tengah) bersama Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Rut Kruger Giverin (kanan) dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (12 Februari 2024). (ANTARA/Prisca Triferna/rst)
Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bertemu Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin membahas capaian emisi.


Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

31 Januari 2024

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan berdiskusi bersama tokoh nasional Emil Salim di Jakarta, Minggu 28 Januari 2023. ANTARA/HO-Timnas AMIN
Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

Saat SMA, Anies Baswedan mewawancarai Emil Salim. Kini, mereka bertemu kembali untuk berdiskusi. Sehari sebelumnya, Ganjar bertemu Emil pula.


Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

29 Januari 2024

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo bertemu dengan mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Emil Salim. ANTARA
Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

Capres Anies dan Capres Ganjar menemui mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Emil Salim jelang pencoblosan Pilpres. Ada apa?


Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

28 Januari 2024

Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo bersama seniman Sidik Gunawan melihat gambar area persawahan di Desa Sidorejo, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Menurut Gunawan, seni pari corek yang bergambar Ganjar-Mahfud itu telah viral di media sosial dan mendatangkan rezeki untuk komunitas pari corek dan Lodji Londo. Foto: TKN Ganjar-Mahfud
Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

Selain persoalan lingkungan, Ganjar mengatakan dirinya juga membahas pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan


Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

25 Januari 2024

Calon presiden Indonesia nomor urut 01, Anies Baswedan saat memberikan pidato politik pada kampanye terbuka di Lapangan Mini Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin, 22 Januari 2024. Diharapkan target 80 persen suara di Jawa Barat dapat tercapai. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

Tim kampanye tiga pasangan capres-cawapres bicara tentang perlindungan lingkungan hidup. Timnas Anies Baswedan menilai UU Cipta Kerja harus direvisi.