TEMPO.CO, Bandung - Kepolisian Resor Kabupaten Bandung mulai merekayasa ruas jalur selatan Nagreg Lama, Ahad, 20 Juli 2014. Jalur turunan berliku dan curam sepanjang 1,7 kilometer itu kini khusus dilintasi arus kendaraan dari arah Bandung-Cileunyi menuju Garut dan Tasikmalaya/Jawa Tengah hingga beberapa hari setelah Lebaran nanti.
Adapun arus dari arah Garut, Tasikmalaya, dan Jawa Tengah harus memutar lewat jalur Lingkar Nagreg. Rekayasa setiap jelang Lebaran sejak tiga tahun lalu ini guna menangkal kemacetan arus mudik sejak dini. Apalagi, dampak amblasnya Jembatan Comal di jalur utama Pantura diprediksi mempercepat peningkatan dan penumpukan arus mudik di jalur selatan kali ini.
"Dampak amblasnya Comal sudah terasa sejak kemarin siang (19 Juli), semalam, sampai sore hari ini. Ada peningkatan arus di Nagreg baik dari arah Bandung/Cileunyi maupun dari arah timur (Jawa Tengah)," ujar Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bandung Ajun Komisaris Eko Munarianto di Nagreg, Ahad, 20 Juli 2014.
Berdasarkan pantauan Tempo, arus aneka kendaraan, termasuk truk ukuran jumbo dari arah Cileunyi tujuan Garut dan Tasikmalaya/Jawa Tengah mengalir ramai lancar di turunan Nagreg. Di pertigaan Cagak arus terbelah. Sebagian lurus menuju arah Tasikmalaya, sisanya belok kanan menuju Garut.
Sementara itu sekitar 100-an meter di timur pertigaan Cagak, tepatnya di pertigaan Cikaledong, sebuah rambu terpasang menghadap ke jalur kedatangan arus dari Tasikmalaya/Jawa Tengah. Rambu tersebut meminta agar arus tujuan Bandung/Cileunyi dan Garut menggunakan jalur Lingkar Nagreg.
Rambu melarang arus dari Tasik tujuan Bandung menggunakan jalur Nagreg Lama. Namun begitu, satu dua kendaraan warga setempat tampak masih diperbolehkan menggunakan Nagreg Lama ke arah Bandung.
ERICK P. HARDI