TEMPO.CO, Malang - Deklarasi Ansharul Khilafah Jawa Timur diselenggarakan dengan sederhana di sebuah masjid di Dusun Sempu, Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, Kota Malang. Hadir sekitar 500 anggota jemaah yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur. Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga terlihat menghadiri deklarasi dan sosialisasi Ansharul Khilafah Jawa Timur.
"Saya tak bisa mendeteksi dari mana. Bisa saja umat NU, Muhammadiyah, JAT juga hadir di sini," kata juru bicara Ansharul Khilafah Jawa Timur, Muhammad Romly, Ahad, 20 Juli 2014. Mereka menyebarkan undangan melalui media sosial dan media online. Selain itu, Romly mengaku tak mengenal satu per satu anggota jemaah yang hadir. Jika tersedia tempat yang lapang, Romly optimistis bisa menghadirkan 2.000 anggota jemaah. (Baca: Deklarasi Ansharul Khilafah Dukung ISIS Dibubarkan)
Kegiatan tersebut, ujar dia, merupakan spontanitas dari hasil pertemuan dengan jemaah majelis taklim. Romly dipercaya sebagai juru bicara, sehingga kegiatan deklarasi Ansharul Khilafah diselenggarakan di Malang. Dukungan dan desakan deklarasi datang dari berbagai kelompok masyarakat. Jadi, dia mewujudkan penyelenggaraan deklarasi secara sederhana di sebuah masjid di tengah ladang tebu. Lokasi itu terpencil, jauh dari permukiman warga.
Gedung masjid tampak baru selesai dibangun, cat tembok terlihat baru. Bahkan masjid belum teraliri listrik. Sebuah mesin genset menjadi sumber listrik dua buah lampu neon yang menjadi penerangan tertempel di tembok masjid. Sebuah poster besar bertulis Sosialisasi dan Deklarasi Ansharul Khilafah terpampang di depan ruang imam masjid. (Baca: ISIS Bersumpah Hancurkan Kabah Jika Kuasai Mekah )
Para anggota jemaah duduk bersila, menyimak penjelasan para ustad yang diundang dalam deklarasi tersebut. Ustad M. Fachry dan Ustad Syafuddin Umar menjelaskan tentang Daulah Khilafah Islamiyah. Namun penjelasan tersebut tanpa pengeras suara, sehingga jemaah yang berada di bagian belakang harus menyimak dengan seksama.
Dalam penjelasan yang disorot melalui layar proyektor LCD, mereka menjelaskan jika di Irak telah tegak khilafah islamiyah. Mengakhiri deklarasi, para anggota jaemaah diminta berdiri untuk dibaiat untuk menyatakan setia kepada amir Daulah Khilafah Islamiyah, Syaikh Abu Bakr al-Baghdadi. Secara serempak, mereka mengucapkan kalimat sumpah setia dalam bahasa arab dan bahasa Indonesia.
Pekik takbir bergema bersama-sama seusai upacara pembaiatan. Seusai deklarasi dan pembaiatan, Romly menyangkal jika kelompoknya berkaitan dengan Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq and Syria/ISIS). Menurut dia, ISIS terbagi dalam berbagai faksi dan telah dibubarkan. Selanjutnya, muncul Daulah Khilafah dengan khalifah Syaikh Abu Bakr al-Baghdadi. (Baca: Ini Penampilan Pertama Pemimpin ISIS di Publik)
Dia meyakini Daulah Khilafah akan membangun atau meningkatkan peradaban Islam. Serta menghilangkan stigma barat terhadap Islam yang diidentikkan dengan kekerasan dan kemiskinan. Mereka mengaku hanya memberikan dukungan moral dan doa untuk mujahidin. "Tak ada sumbangan dana, untuk hidup saja susah," tutur Romly.
Romly juga menyangkal memberikan pelatihan militer dan mengirim pasukan ke daerah konflik seperti ke Suriah dan Irak. Namun, jika ada yang berangkat ke medan pertempuran, mereka hanya mengaku-ngaku. Dia mengakui jika ada yang pro dan kontra. Namun dia tengah memberikan penjelasan dengan cara yang damai. (Baca: Lini Masa ISIS di Irak)
Seusai deklarasi, mereka membagikan majalah Al Mustaqbal dan stiker menyerupai bendera ISIS. Mereka langsung membubarkan diri, mengendarai sepeda motor dan menumpang mobil untuk kembali ke rumah masing-masing.
EKO WIDIANTO
Baca juga:
Wayang Buddha, Bukan Wayang Biasa
Hamas Tangkap Seorang Tentara Israel
Polri Siapkan Pengamanan Empat Lapis di KPU
Jokowi Batal Balik Jadi Gubernur Jika Ini Terjadi