TEMPO.CO, Bogor - Kepolisian Resor Bogor memprediksi puncak arus wisata di kawasan Puncak Cisarua, Kabupaten Bogor, akan terjadi pada hari Sabtu dan Minggu (2 dan 3 Agustus 2014) mendatang. “Diperkirakan arus puncak masyarakat yang akan berwisata ke kawasan Puncak akan terjadi pada hari Sabtu dan Minggu mendatang,” kata Kepala Polisi Resor Bogor Ajun Komisaris Sonny Mulvianto Utomo kepada Tempo, Selasa siang, 29 Juli 2014.
Ia mengatakan, untuk mengantisipasi kemacetan yang lebih parah di kawasan Puncak karena serbuan puluhan ribu kendaraan bermotor dari arah Jakarta dan Cianjur, jajarannya menerjunkan sebanyak 500 personel dari polsek-polsek di Kabupaten Bogor dan petugas Sabhara Polres Bogor. “Lima ratus personel yang kita terjunkan ini belum termasuk petugas polisi dari satuan lalu lintas yang memang di-ploting untuk menjaga jalur Puncak, sebanyak 150 personel,” katanya.
Nantinya, Sonny mengungkapkan, semua personel akan ditempatkan di sepanjang jalur Puncak, terutama di sejumlah titik rawan kemacetan di jalur Puncak. Di antaranya Gadog, tanjakan Selarong, pertigaan Cipayung, Taman Wisata Matahari, Cimori, Pasar Cisarua, dan Taman Safari Indonesia (TSI). “Semua titik rawan kemacetan kita tempatkan personel di sana,” ujarnya.
Dia mengatakan, selain kawasan Puncak, kemacetan pun akan terjadi di sejumlah ruas jalan, di antaranya Jalan Cileungsi, Ciampea, Sukabumi, dan Parung. Khusus di Cileungsi, kemacetan terjadi karena adanya peningkatan jumlah kendaraan yang akan berwisata ke Taman Buah Mekar Sari. Sedangkan untuk ruas Sukabumi, kemacetan terjadi karena banyak masyarakat akan berlibur ke Pelabuhan Ratu. “Diperparah lagi karena masih banyak ruas jalan yang rusak,” katanya. (Baca juga: Hari Kedua Lebaran, Kawasan Puncak Macet Total.)
Adapun Kepala Satuan Lalu Lintas Polisi Resor Bogor Ajun Komisaris Muhammad Chaniago mengatakan, untuk mengantisipasi kemacetan arus jalan Puncak, pihaknya tidak menganjurkan masyarakat untuk melintasi jalur alternatif. “Untuk para pengemudi yang terjebak kemacetan di ruas Puncak, kami tidak menganjurkan untuk melintasi sejumlah jalur alternatif yang ada saat ini,” tuturnya.
Pasalnya, jalur tersebut masih rawan kecelakaan karena kondisi jalan yang sempit, berbelok, dan turunan tajam serta minim rambu-rambu lalu lintas. "Ditambah lagi, jika kondisi macet, jalur alternatif pun akan ikut macet karena jalurnya yang sempit, diperparah lagi banyaknya joki serta calo yang akan meminta sejumlah uang kepada pengendara,” dia menjelaskan.
M. SIDIK PERMANA
Terpopuler
Awas, 7 Situs Berita Indonesia Dipalsukan
Lebaran, Jokowi Pesankan Menu Khusus untuk Ahok
Pemred Tempo.co: Hati-hati Tertipu Situs Palsu
Agung Laksono Akan Bawa Golkar Gabung ke Jokowi
Akil Ngamuk Karena Keluarganya Tak Bisa Jenguk