TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan warga Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, terpaksa gagal mudik karena mengantisipasi datangnya banjir sejak H-2 Lebaran. Menurut Bendahara RT 01 RW 03, Sunarsih, terdapat lebih dari 20 warga yang gagal mudik.
"Sebagian besar kampung mereka di Jawa Tengah. Kasihan, karena banjir, mereka harus jaga rumah," ujar Sunarsih pada Selasa, 29 Juli 2014.
Bobby Arifin, warga RT 01 RW 03, rencananya mudik bersama istri dan anaknya ke kampung halamannya di Magelang, Jawa Tengah, pada 27 Juli 2014. Namun, karena banjir datang, ia mengurungkan niatnya untuk mudik.
"Pada minggu-minggu ini banjir enggak kita kira datang hampir setiap hari. Saya takut ada banjir susulan lebih besar, makanya saya tidak mudik tahun ini," ujar Bobby pada Jumat, 29 Juli 2014.
Pada hari-hari Lebaran, mereka terpaksa melakukan aktivitas rumah tangga seperti mencuci baju, mencuci sepeda motor, ataupun membersihkan rumah. "Jadinya, ya, begini saja. Bersih-bersih karena gagal mudik," kata Bobby.
Sebelumnya, pada 26 Juli 2014 pukul 19.00 WIB, banjir setinggi 2,25 meter merendam rumah warga di tujuh RW dari total delapan RW di Kampung Pulo. Banjir sempat surut pada 27 Juli 2014 pukul 15.00. Namun, pada 28 Juli pukul 21.00, banjir setinggi 1 meter kembali menggenangi rumah-rumah warga. (Baca juga: Lebaran, Jakarta Tingkatkan Waspada Banjir.)
Meski hari ini banjir sudah surut, warga Kampung Pulo tetap siaga dengan adanya banjir susulan. Barang-barang berharga diletakkan di lantai dua rumah. "Bahkan ketupat dan kue Lebaran pun kami gantung di atas loteng," ujar Sunarsih.
Warsito, 49 tahun, warga RT 04 RW 03, juga batal mudik ke kampung halamannya di Purwodadi, Jawa Tengah. Ia berencana mudik pada hari ini. Namun Warsinah mengurungkan niatnya karena takut banjir susulan datang.
"Saya rencana mau mudik sendiri enggak bawa keluarga. Nanti, kalau banjir susulan datang, siapa yang mau bantu istri sama anak saya,” kata Warsito.
Warsito mengatakan banjir datang beberapa kali tanpa pemberitahuan oleh pihak kelurahan. Padahal biasanya, menurut Warsito, jika debit air bendungan di Depok dan Katulampa naik, warga mendapat kabar. (Baca juga: Hujan Deras, Jakarta Dikepung Banjir.)
Menurut Lurah Kampung Melayu Bambang Pangestu, tidak adanya pemberitahuan banjir beberapa hari terakhir disebabkan banjir terjadi karena hujan lokal. Menurut Bambang, hujan besar yang hanya melanda Jakarta dan Depok tidak berpengaruh pada naiknya debit air di dua bendungan tersebut.
"Ya, pantas saja jika saya enggak dapat kabar dari mereka," ujar Bambang pada Selasa, 29 Juli 2014.
ROBBY IRFANY
Berita Lainnya:
Awas, 7 Situs Berita Indonesia Dipalsukan
Lebaran, Jokowi Pesankan Menu Khusus untuk Ahok
Pemred Tempo.co: Hati-hati Tertipu Situs Palsu
Agung Laksono Akan Bawa Golkar Gabung ke Jokowi
Akil Ngamuk Karena Keluarganya Tak Bisa Jenguk