TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa lembaga swadaya masyarakat menuntut pasangan presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla, konsisten menjalankan visi-misi ekonomi mereka yang berlandaskan Pancasila dan Trisakti. Keduanya pun dituntut menunjuk tokoh yang pro-ekonomi kerakyatan untuk duduk dalam kabinet pemerintahan mendatang.
"Bukan malah menunjuk individu-individu yang bermazhab liberal, seperti Mafia Berkeley," ujar Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti dalam diskusi Kemandirian Bangsa di Restoran Dapur Selera, Jakarta Selatan, Senin, 4 Agustus 2014. Dia menyebutkan beberapa nama sebagai contoh, yakni Sri Adiningsih, Didik Junaidi Rachbini, Sri Mulyani, dan Gita Wirjawan.
Ray mengatakan kementerian bidang perekonomian harus diisi orang yang menjunjung tinggi kepentingan nasional. "Juga harus berani mengoreksi kebijakan keliru di masa lalu," ujarnya. Artinya, kata dia, orang-orang yang akan mengisi kabinet nantinya bukan berasal dari kabinet yang lama. (Baca: Jokowi Jangan Tiru Kabinet SBY)
Selain itu, Ray beranggapan, Jokowi-Kalla juga tak boleh memasukkan anggota partai politik dalam kabinet perekonomian. Menurut dia, anggota partai berpotensi hanya akan menjadi "pemerah" di kementerian yang dipimpinnya.
Ketua Koalisi Anti-Utang, Dani Setiawan, menganggap penerapan Pancasila dan Trisakti dalam visi-misi ekonomi harus diikuti beberapa hal. "Antara lain antikapital, antiliberalisme, anti-ketergantungan impor, dan anti-utang," kata Dani di tempat yang sama. Menurut dia, ideologi Pancasila dan Trisakti otomatis membawa roh untuk menyejahterakan rakyat.
"Esensinya, bagaimana menempatkan rakyat sebagai sumber kedaulatan dalam pembangunan ekonomi," kata Dani. (Baca: Begini Tugas Tim Transisi Jokowi)
Karena itu, Dani mengatakan, Jokowi-Kalla jangan sampai memilih orang yang hanya akan menjadikan kementerian sebagai sapi perah bagi pihak asing untuk duduk di kabinet mereka. Sebaliknya, dia melanjutkan, sosok menteri yang dipilih harus sepandangan dengan visi-misi Pancasila dan Trisakti.
AMRI MAHBUB
Terpopuler
ISIS Hancurkan Makam Nabi Yunus, Ini Alasannya
Sekjen PBB Frustasi Hadapi Israel-Hamas
Pendukung ISIS Menyebar di Negara ASEAN