TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tiba-tiba mengatakan media asing kerap memberitakan tentang Indonesia secara tidak berimbang. Ia menuding beberapa media asing terutama televisi lebih menonjolkan hal buruk dan tak diimbangi dengan hal positif tentang Indonesia.
"Saya bisa membandingkan mana televisi internasional yang fair dan seimbang terhadap pemberitaan dunia, termasuk Indonesia," kata SBY di Istana Merdeka, Selasa, 5 Agustus 2014. (Baca: SBY Bentuk Panitia Seleksi Pengganti Busyro di KPK)
SBY mengutarakan pendapatnya secara langsung kepada wartawan yang bertugas di Istana tanpa dimulai pertanyaan. SBY tiba-tiba berkisah saat dirinya menunggu kedatangan Perdana Menteri Kepulauan Solomon, Gordon Darcy Lilo, yang hari ini mengadakan kunjungan kehormatan.
SBY mengatakan pendapatnya tentang media asing memiliki bukti yang kuat. Ia kerap harus tidur di atas pukul 00.00 WIB karena masih harus memantau berita di sejumlah channel berita internasional seperti CNN, BBC, Skynews, Euronews, CNBC, Al Jazeera, Channel News Asia, dan Bloomberg.
SBY tidak menjelaskan mengenai alasannya untuk secara tiba-tiba mengkritik media asing. Ia juga tidak merinci berita apa saja yang dinilai tak berimbang dari media internasional tersebut. (Baca: SBY Teken Keppres Pengganti Busyro)
"Maunya kalau baik juga diwartakan. Yang buruk silakan diwartakan sebagai cambuk bagi Indonesia, tapi tetap fair," kata dia.
SBY memang memiliki perhatian terhadap dunia internasional. Ia terbilang rajin untuk memberikan banyak pernyataan dan sikap terhadap peristiwa di luar negeri. Hal terakhir yang dilakukan adalah menyebarkan surat terbuka dalam dua bahasa tentang desakan gencatan senjata di Jalur Gaza kepada seluruh pemimpin dunia.
"Yang paling baik memang pers harus tetap kiritis. Itu yang saya dapatkan dari mempelajari media internasional," kata SBY.
FRANSISCO ROSARIANS
Baca juga:
Warga Solo Hapus Mural Bergambar Bendera ISIS
KPK Periksa Ajudan Bupati Karawang
Agnes Mo dan Siwon Super Junior Saling Merindu
OPM Serang Konvoi Brimob di Papua