TEMPO.CO, Jakarta: Tinju profesional diharapkan dapat menggeliat lagi dengan hadirnya 13 episode pertandingan yang digelar oleh promotor, Fandy Dondo Sugiarto, dan akan disiarkan langsung oleh MNCTV setiap Selasa malam mulai pukul 23.00 WIB. Harapan itu disampaikan Dondo di Jakarta, Selasa lalu.
Pertandingan perdana akan berlangsung di studio MNCTV, Pintu II Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, 19 Agustus mendatang. Ada satu pertandingan internasional dan dua nasional.
Pada partai internasional kelas bulu (57,1 kilogram) 10 ronde, Dafrie Yanto Palulu (juara nasional/Sasana Wiem Sapulete) melawan Khunkhiri Wor Wisaruth (Thailand). Pertandingan lainnya di kelas bulu junior (53,3 kg) 8 ronde, Selsius Rumlus (Sasana Armintan) melawan Gusti Elnino (Sasana Sasando FKPPI). Kelas bulu 6 ronde, Agus Kustiawan (Sasana Dirgantara) melawan Apriles Djabar Triyani (Sasana Reiyan). Kelas menengah junior (69,8 kg) 6 ronde Maxinahak Berek Belu (Sasana Sasando FKPPI) melawan Anwar Solihin (Sasana Kodam III Siliwangi).
“Saya prihatin dengan tiadanya lagi pertandingan tinju yang disiarkan langsung di televisi. Kasihan petinju-petinju kita karena pertandingan tinju sudah sangat jarang, sementara hidup mereka bergantung pada bayaran bertinju. Karena itu, saya mencoba menghidupkan kembali tinju profesional di Indonesia, mengingat banyak petinju yang sebetulnya dapat diorbitkan menjadi juara dunia,” kata Dondo yang merupakan anak almarhum Aseng Sugiarto, promotor top Indonesia asal Surabaya.
Petinju terakhir Indonesia yang menyandang gelar juara dunia (kelas bulu WBA) adalah Chris John. Gelar juara dunia Chris John lepas pada Desember lalu saat ia kalah TKO pada ronde keenam melawan petinju Afrika Selatan, Simpiwe Vetyeka, di Perth, Australia. Petinju Indonesia lainnya yang pernah menjadi juara dunia ialah Ellyas Pical (kelas bantam junior IBF), Nico Thomas (terbang mini IBF), dan Muhamad Rachman (terbang mini WBA).
Menurut Dondo, pertandingan dimulai pukul 20.00 WIB secara off air atau tidak disiarkan langsung, tetapi direkam. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya petinju yang kalah knock out atau KO pada siaran langsung mulai pukul 23.00 WIB. (Baca juga: Menpora Minta Petinju Dibina Secara Berjenjang)
“Kalau di partai utama ada petinju yang kalah KO, maka rekaman pertandingan yang off air yang akan digunakan untuk mengisi kekosongan di siaran langsung. Hal ini terkait dengan kontrak kami dengan sponsor,” jelas Dondo.
Stasiun televisi TVRI merupakan televisi terakhir yang menggelar dan menyiarkan langsung pertandingan tinju profesional. Namun karena keterbatasan dana, tayangan itu kemudian dihentikan beberapa bulan lalu.
AGUS BAHARUDIN