TEMPO.CO, Donetsk – Luasnya lokasi jatuhnya puing-puing pesawat Malaysia Airlines MH17 membuat tim pencari dan evakuasi kewalahan untuk mengumpulkan bagian-bagian tubuh dan barang-barang pribadi milik korban.
Hingga pada Rabu, 6 Agustus 2014 kemarin, tim yang berasal dari Belanda, Australia, dan Malaysia, turun ke rumah penduduk Desa Rozsypne untuk membagikan selebaran meminta bantuan mereka. Mereka diminta membantu mengumpulkan barang-barang pribadi milik korban dan memberitahu apa yang mereka lihat dan alami saat bencana ini terjadi pada 17 Juli lalu.
Tak sia-sia, bantuan ini berbuah manis. Hari ini, Kamis, 7 Agustus, sebuah penerbangan yang sebagian besar mengangkut barang-barang pribadi korban diharapkan akan tiba di Belanda.
Mengutip pernyataan kepala misi polisi Belanda di Ukraina, Pieter-Jaap Aalbersberg, total ada 10 paket yang masing-masing sebesar satu meter kubik telah dipenuhi dengan barang-barang pribadi yang dikumpulkan di sekitar lokasi kecelakaan.
“Ini termasuk barang yang sangat penting untuk orang-orang terkasih korban, seperti album foto, kamera, perhiasan, buku harian, paspor, dan mainan," kata Aalbersberg, seperti dikutip laman The Telegraph, hari ini.
Namun sayang, situasi keamanan di Donestk kembali memanas. Gempuran pasukan militer Ukraina terhadap separatis pro-Rusia membuat PM Belanda Mart Rutte memerintahkan penghentian pencarian. (Baca: Situasi Memanas, Pencarian Korban MH17 Dihentikan)
Aalbersberg mengatakan situasi keamanan memburuk begitu "personil polisi dan ahli tidak bisa lagi melakukan pekerjaan mereka dengan aman."
"Keamanan tim adalah prioritas utama kami,” ujar Aalbersberg. Ia menambahkan, sebuah senjata kaliber kecil ditembakkan di dekat tim pencari pada Rabu kemarin sehingga memaksa para ahli untuk pindah ke lokasi yang lebih aman.
Aalbersberg berterima kasih kepada penduduk desa setempat untuk bantuan mereka tetapi ia begitu kecewa karena mereka tidak bisa menyelesaikan tugas penting mereka dalam misi ini.
ANINGTIAS JATMIKA | THE TELEGRAPH
Terpopuler
Perusahaan Belanda Menang Tender Cari MH370
Pria Berjanggut Dilarang Naik Bus di Xinjiang
Arab Saudi Biayai Tentara Libanon Rp 14 Triliun