TEMPO.CO, Jakarta – Jakarta siap menggelar sebagian besar dari 36 cabang olahraga yang akan dipertandingkan pada Asian Games XVIII di Jakarta, 2019. Jakarta juga akan didukung Provinsi Sumatera Selatan dan Jawa Barat yang akan menggelar cabang-cabang olahraga yang tak mungkin dipertandingkan di Jakarta.
Hal itu disampaikan Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Rita Subowo seusai mendampingi delegasi Komite Olimpiade Asia (OCA) bertemu dengan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota Jakarta, kemarin. Pertemuan itu juga dihadiri Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin.
Delegasi OCA tersebut dipimpin Wakil Presiden OCA asal Cina, Wei Jizhong. Menurut Wei Jizhong, setelah dua kali menginspeksi fasilitas olahraga di Jakarta, Sumatera Selatan, dan Jawa Barat, Jakarta dinilai layak menjadi kota utama pelaksanaan Asian Games mendatang. "Setelah melihat keadaan pemerintahan, dengan segala hormat kami memastikan Jakarta layak sebagai tuan rumah Asian Games 2018," kata Wei.
Selanjutnya, OCA akan memberikan beberapa rekomendasi dan arahan, termasuk dalam hal pembangunan infrastruktur untuk mendukung pelaksanaan Asian Games yang memenuhi standar. "Kami akan bekerja bersama-sama dengan panitia dari Asian Games dan pihak Indonesia untuk mempersiapkan acara ini," katanya.
Rita, yang juga anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Ketua Hubungan Internasional OCA, mengatakan dalam waktu dekat ini KOI akan bersilaturahmi dengan pengurus induk-induk organisasi olahraga di Indonesia.
“Kami akan segera membahas 36 cabang olahraga yang akan dipertandingkan pada Asian Games nanti,” ia menjelaskan. “Di pertemuan nanti akan kita bahas nomor-nomor pertandingan yang kita memiliki potensi besar merebut medali emas. Misalnya di kelas Eko Yuli Irawan dan Suratno yang selama ini menjadi lifter andalan kita dalam merebut medali emas di berbagai kejuaraan.”
Sebetulnya OCA meminta 28 cabang olahraga olimpiade dapat dipertandingkan di Jakarta. “Namun, hal itu tidak memungkinkan karena fasilitas di Jakarta tidak memadai. Kolam renang di Senayan saja hanya memiliki delapan lintasan, dari yang seharusnya sepuluh lintasan. Itu sebabnya renang mungkin kita pertandingkan di Sumatera Selatan. Sejumlah cabang lainnya, di antaranya ketangkasan berkuda, balap sepeda jalan raya, dan dayung di Jawa Barat,” ucap Rita.
Menurut Rita, pengurus KOI pada Jumat ini bertemu dengan Gubernur Jawa Barat di Bandung untuk membahas hal tersebut. Ia berharap akan mendapat dukungan penuh dari Jawa Barat. “Saya sependapat dengan Gubernur DKI bahwa kita menjadi tuan rumah Asian Games ini demi Indonesia dan bukan demi masing-masing daerah. Itu sebabnya kita harus bersatu supaya kita dapat menjadi tuan rumah yang baik dan sukses,” ujar Rita.
Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan Sumatera Selatan siap mendukung pelaksanaan Asian Games mendatang. "Nanti diatur oleh pemerintah di pusat dan daerah. Nanti dinilai secara final oleh OCA, lalu diputuskan berapa cabang yang akan dilaksanakan di Palembang," Alex menjelaskan.
Indonesia sebelumnya pernah menjadi tuan rumah Asian Games IV pada 1962 atau hampir lima dasawarsa silam. Waktu itu Presiden pertama Indonesia Ir Sukarno membangun kompleks olahraga Senayan, Jakarta, yang sekarang bernama Gelanggang Olahraga Bung Karno untuk menggelar kejuaraan tersebut. Setalah Asian Games IV, di Gelora Bung Karno digelar Games of New Emerging Forces (Ganefo) atau Games Negara-negara Baru Merdeka pada 1963.
FATIMAH KARTINI BOHANG