TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat terorisme, Taufik Andrie, mengatakan kelompok pendukung Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia berangkat ke Timur Tengah secara rahasia dengan memanfaatkan berbagai sumber daya. “Mereka memberangkatkan diri secara klandestein (diam-diam),” kata Taufik ketika dihubungi, Jumat, 8 Agustus 2014. (Baca: Densus 88 Bekuk Dua Terduga Anggota ISIS di Ngawi)
Sebelumnya sebanyak lima warga Malang dikabarkan memutuskan bertolak ke Timur Tengah untuk berjihad bersama ISIS. Mereka berasal dari Jagalan dan Bumiayu, Kota Malang; serta Mondoroko, Kabupaten Malang. Informasi ini didapat dari bekas Amir Binniyabah JAT, Ustad Mochammad Achwan. (Baca: ISIS Kuasai Pangkalan Militer Utama Suriah)
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Wilayah Jawa Timur Brigadir Jenderal Andi Zainuddin Azikin pun telah mencatat 56 warga Jawa Timur yang bergabung dengan ISIS. Antara lain satu keluarga yang terdiri dari tujuh jiwa dari Lamongan yang berangkat 21 Juli 2014. Enam di antaranya tewas karena bom bunuh diri. (Baca: Dukung ISIS, Jemaah Ba'asyir Terbelah)
Menurut Taufik, biaya perjalanan didapat dengan berbagai cara. Di antaranya dengan menjual barang dan harta benda atau menggunakan uang yang mereka miliki. Namun, Taufik menduga, tak menutup kemungkinan ada yang menyediakan dana, terutama yang bergabung dengan ISIS. “Tapi belum bisa dikonfirmasi kebenarannya,” ucapnya.