TEMPO.CO, Jakarta - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) mulai memberlakukan sistem e-ticket alias tiket elektronik di Koridor Blok M-Kota pada Senin, 11 Agustus 2014. Sistem ini menggantikan tiket kertas yang biasa digunakan dan berlaku di semua halte di sepanjang koridor 1 tersebut.
Beberapa penumpang mengaku belum terbiasa dengan sistem ini. "Saya baru tahu, kirain masih bisa pakai tiket kertas," kata Nilam, 30 tahun, pengguna Transjakarta, saat ditemui Tempo di Halte Karet, Sudirman, Jakarta Pusat, Senin siang. (Baca: E-Ticketing Transjakarta Berlaku Hari Ini)
Nilam mengaku kaget dengan sistem tiket elektronik yang baru ini. "Karena saya tadi harus bayar Rp 20 ribu, padahal cuma mau ke Blok M," ujarnya. Namun, ujar dia, petugas telah menjelaskan, dengan tiket elektronik berupa kartu itu, dirinya tak perlu membeli tiket lagi nantinya. "Kalau begitu, sih, enak juga, enggak usah antre panjang."
Penumpang lain di Koridor 1, Stefany, 25 tahun, menyayangkan kurangnya sosialisasi sistem tiket elektronik ini. "Harusnya sejak jauh hari diumumkan kapan diberlakukan dan berapa harga tiketnya agar penumpang siap," katanya. Dia sempat kesulitan saat akan membeli kartu tiket karena tidak membawa uang tunai. Meski begitu, dia menganggap sistem baru ini lebih praktis bagi pengguna rutin Transjakarta. "Akhirnya belinya pakai kartu debit." (Baca juga: E-Ticket Transjakarta, Ini Kelemahannya)
PT Transjakarta bekerja sama dengan enam bank, yakni BCA, BNI, BRI, Bank DKI, Mandiri, dan Mega, untuk sistem ini. Nantinya pemilik kartu tinggal memilih sesuai rekening yang dimiliki. Bentuk tiket tersebut mirip dengan kartu ATM pada umumnya. Tiket ini bisa dibeli di halte Transjakarta dan minimarket yang bekerja sama dengan bank. Pengisian saldo pun bisa di halte atau ATM bank. (Baca: E-Ticket Transjakarta Bisa buat Belanja)
PRAGA UTAMA
Berita Lainnya:
5 Hal Kontroversial tentang Syahrini
Prabowo Disebut Terasing dari Pemilihnya
Pembalap Denny Triyugo Tewas di Sirkuit Sentul
Khotbah Jumat Pro-ISIS, Turunkan Khatib dari Mimbar