TEMPO.CO, Garut - Akhir pekan ini, sekitar 3.000 orang pendaki menyerbu Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat. Sebagian datang untuk berwisata dan berkemah, lainnya ingin menggelar upacara peringatan 69 Tahun Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2014. Sampah pendaki masih jadi masalah besar.
Rakim, petugas dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat di pos lapor Gunung Papandayan, mengatakan sejak Jumat hingga Ahad, 15-17 Agustus 2014, jumlah pendaki mencapai sekitar 3.000 orang. Paling banyak pada Sabtu. Masalah sampah di area berkemah, kata dia, coba diatasi dengan cara meminta pendaki membawa turun lagi sampahnya. "Di (pos) sini lalu kita bakar," katanya Ahad, 17 Agustus 2014.
Di pos perizinan mendaki, ujar Rakim, sebanyak 90 persen pendaki datang untuk berkemah. Area berkemah itu di Pondok Saladah dan sekitarnya.
Dari pantauan Tempo, tidak semua pendaki mau membawa sampah berkemahnya ke pos perizinan. Sebagian terlihat mengumpulkannya di kantong plastik lalu ditinggalkan. Ada pula pendaki yang membuang limbahnya sembarangan, termasuk kotoran dari perutnya.
Sekelompok mahasiswa pecinta alam mahasiswa kampus Muhammadiyah, Tangerang, berupaya mengatasi persoalan sampah dengan sejumlah cara. Misalnya melarang rombongan kemahnya membawa botol air kemasan plastik ukuran kecil 600 mililiter dengan isi 1.500 mililiter. Juga meminta peserta kemah membawa sebanyak-banyaknya sampah saat turun gunung.
Sementara itu, kelompok yang berusaha menihilkan sampah, Zero Waste, dari Bandung, menekan sampah dari awal keberangkatan. Caranya dengan membawa bahan makanan dan minuman tanpa kemasan. Lalu memasukkannya dalam wadah plastik atau bahan lain yang biasa dipakai dalam jangka lama.
ANWAR SISWADI