TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meminta Uber segera mengurus izin usaha di Jakarta. Perusahaan yang bergerak di bidang persewaan moda transportasi itu dianggap beroperasi tanpa izin. Di situs resminya, Uber menyediakan aplikasi pemesanan mobil berjenis Toyota Innova, Mercedes Benz S Class, dan Hyundai Sonata.
"Kalau memang mau berusaha di Jakarta, urus izin yang jelas dong. Tunjukkan kantornya. Kalau ada apa-apa mereka harus tanggung jawab," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa, 19 Agustus 2014. (Baca: Uber Siap Ikuti Aturan Pemda DKI)
Menurut Ahok, Uber berpotensi membuat perusahaan taksi lainnya merugi karena perusahaan itu tak memiliki Nomor Pokok Wajib pajak (NPWP) sehingga tak dikenai pajak. Itu sebabnya, mereka bisa memberikan tarif murah. "Sedangkan perusahaan taksi lain kena pajak, kasihan dong. Apa mau perusahaan itu bangkrut semua?" katanya. (Baca: Uber App, Jasa Penyewaan Mobil Online)
Selain itu, tak adanya izin usaha juga membuat keamanan penumpang tidak terjamin. Soalnya, tidak ada pihak yang bisa dimintai pertanggungjawaban jika terjadi kecelakaan atau kejahatan terhadap penumpang. "Sekarang kalau kamu dirugikan, ini punya siapa? Kantornya enggak jelas dan tidak punya SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)."
Uber beroperasi di Jakarta sejak Rabu, 13 Agustus 2014. Mereka melayani jasa sewa mobil dengan tarif awal Rp 7.000, tambahan tarif Rp 250 per menit dan Rp 2.850 per kilometer. Pembayaran minimum Rp 30 ribu dan pembatalan pemesanan juga dikenai biaya Rp 30 ribu. Pembayaran hanya bisa dilakukan dengan kartu kredit.
Di situs uber.com, mereka menyatakan punya tiga jenis mobil, yaitu Mercedes Benz S Class, Hyundai Sonata, dan Toyota Innova. Sebelum berekspansi ke Jakarta, Uber sudah beroperasi di Amerika Serikat dan Eropa, serta beberapa kota di Asia Tenggara, seperti Bangkok, Ho Chi Minh, Kuala Lumpur, dan Singapura.
Manajer Umum Uber untuk kawasan Asia Tenggara Mike Brown menyatakan bersedia melakukan diskusi yang konstruktif dengan pemerintah Indonesia dan semua pelaku bisnis transportasi mengenai layanan jasa transportasi ini. "Kami bersedia menjelaskan mengenai teknologi yang kami gunakan, yang bisa memberikan nilai tambah bagi konsumen Indonesia, para pengemudi dan publik," kata dia kepada situs digital Tech in Asia, Senin, 18 Agustus 2014.
ANGGRITA DESYANI | TECH IN ASIA | BUDI RIZA
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Mundur dari Pertamina, Karen Pindah ke Harvard
Tim Jokowi Tuding Saksi Tim Prabowo Ngarang
Mengapa ISIS Lebih Hebat dari Al-Qaeda?