TEMPO.CO, Bangkalan - Kepolisian Daerah Jawa Timur menerjunkan tim kejahatan dan kekerasan untuk membantu Polres Bangkalan mengungkap kasus pembunuhan terhadap Supandi. Kasus ini mendapat perhatian Kepala Polda Jawa Timur Inspektur Jenderal Unggung Cahyono karena diduga pelakunya memegang senjata api.
"Para pelaku harus ditangkap karena memiliki senjata api," kata Unggung di Bangkalan, Selasa, 26 Agustus 2014.
Menurut dia, bantuan personel ini untuk mempercepat pengungkapan kasus pembunuhan sadis tersebut. Polisi, lanjut Unggung, tengah mengejar empat orang. Dua orang diduga sebagai pelaku pembunuhan dan dua lainnya merupakan teman Supandi yang berhasil kabur saat Supandi dibantai di dalam mobil. "Jadi motifnya belum jelas, karena para pelaku belum tertangkap," ujar dia.
Berdasarkan hasil uji proyektil peluru oleh tim laboratorium forensik, kata Unggung, senjata api yang digunakan para pelaku dipastikan jenis rakitan. "Pada peluru tidak ditemukan penghubung dengan galangan, jadi dipastikan senpi rakitan," katanya. (Baca berita sebelumnya: Motif Pembunuhan Sadis di Bangkalan Masih Gelap)
Pembunuhan terhadap Supandi, 21 tahun, warga Desa Paseseh, Kecamatan Tanjung Bumi, terjadi pada Minggu, 24 Agustus 2014. Hari itu, Supandi bersama seorang temannya berinisial MR, jalan-jalan ke kota Bangkalan. Di sana ia bertemu dua temannya dan diajak naik mobil.
Setelah sampai di Dusun Daleman, Desa Geger, Kecamatan Geger, mobil yang dikendarai Supandi dicegat dua orang menggunakan sepeda motor. Tanpa basa-basi, pelaku membuka paksa pintu mobil dan menyerang Supandi dengan pistol dan senjata tajam.
Supandi tewas bersimbah darah, dua kenalannya kabur dan MR selamat karena bersembunyi di bekalang kursi. "Sayangnya MR, tidak kenal dua orang yang megajak Supandi jalan-jalan naik mobil," kata Kepala Satreskrim Polres Bangkalan Ajun Komisaris Andi Purnomo.
Meski diserang memakai senjata api, Andi memastikan, Supandi tewas karena luka tusukan dan sabetan sajam. "Ada luka tusun di dada, sayatan dilehar dan luka bacokan di kedua telapak tangannya," ungkapnya.
MUSTHOFA BISRI