TEMPO.CO, Jakarta - Bank Negara Indonesia (BNI) mengaku siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Sejumlah strategi telah dirancang agar tak kalah bersaing dengan bank lain dan gempuran perbankan asing.
"BNI telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM), sistem sampai inovasi produk," ujar Corporate Secretary PT Bank Negara Indonesia Tbk Tribuana Tunggadewi kepada Tempo, Senin, 25 Agustus 2014. (Baca: BNI Incar Bank Beraset Rp 20 Triliun)
BNI, kata Tribuana, telah mempersiapkan sumber daya manusia yang mumpuni untuk menghadapi MEA. BNI membekali pegawai dengan kemampuan dan keahlian yang dapat bersaing dengan perbankan lain.
"Direksi juga selalu mengingatkan untuk meningkatkan kualitas agar tak kalah ketika menghadapi MEA," ujar Tribuana. Di samping memberikan pelatihan kepemimpinan, BNI memberikan pelatihan khusus terkait dengan bidang pekerjaan yang ditangani pegawai.
Dalam hal inovasi produk dan teknologi, Tribuana mengaku BNI memaksimalkan penggunaan teknologi informasi bagi nasabah. Sejauh ini, BNI telah memiliki berbagai layanan seperti mobile banking, Internet banking, dan produk lain. Selain membuat nasabah nyaman, penggunaan teknologi informasi juga membuat pelayanan menjadi ringkas dan efisien. (Baca: Manajemen Mandiri, BNI, dan BTN Segera Dirombak)
Tribuana menambahkan, BNI siap memasuki MEA apabila dikaji dari segi modal. Pada laporan keuangan semester I 2014, BNI berhasil mencatat capaian aset di atas nilai Rp 400 triliun. Jumlah ini dapat ditingkatkan dengan right issue, ekspansi, dan laba ditahan.
Sementara itu, untuk menambah rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR), kata Tribuana, BNI dapat melakukan ekspansi atau right issue. "Namun, dalam waktu dekat, dapat dilakukan dengan mendorong pemerintah supaya deviden yang dibagi dibatasi jumlahnya sehingga dapat menambah permodalan," ujar Tribuana.
Strategi merger, ujar Tribuana, belum ada pembahasan hingga saat ini meski ramai diperbincangkan oleh media. Bank Indonesia, menurut dia, belum memberikan informasi resmi terkait dengan merger untuk meningkatkan nilai aset. (Baca: BNI Batal Akusisi BTN)
Ia juga menginformasikan hingga saat ini belum ada kajian yang dilakukan BI untuk melakukan merger. "Merger memerlukan modal besar dan kajian sehingga dilakukan dengan tepat," ujar Tribuana.
DINI PRAMITA
TERPOPULER
Istri Wakil Wali Kota Antre Bensin Eceran di Tegal
Tim Jokowi-JK Susun Tiga Opsi Kabinet
Dewan Pendidikan Kritik Kurikulum 2013 yang Amburadul
Angel Di Maria Segera Berseragam MU