TEMPO.CO, Yogyakarta -Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gunung Kidul membuat terobosan dengan membidik wisatawan asal luar pulau yang dinilai tak kalah potensial dibanding wisatawan lokal wilayah DIY-Jawa Tengah.
"Target pertama profil wisatawan baru yang bisa menyambangi Gunung Kidul setidaknya mulai tahun depan adalah dari Bali," kata Kepala Bidang Promosi Pariwisata Gunung Kidul Eli Martono kepada Tempo Rabu 27 Agustus 2014. Baik penduduk lokalnya atau turis asing yang kebetulan ada di Pulau Dewata tersebut.
Rencana mendulang wisatawan asal Bali ini diwujudkan dengan promosi travel dialog selama dua hari 27-28 Agustus 2014. Dengan sasaran langsung ratusan sekolah di Bali mulai jenjang Sekolah Menengah Pertama- Sekolah Menengah Atas/Kejuruan. Juga puluhan biro perjalanan wisata yang bermarkas di Bali. "Untuk hari pertama ini, ada 70 sekolah yang kami beri gambaran tentang obyek potensial di Yogya, khususnya Gunung Kidul,"kata Eli. (Main ke Pantai Gunung Kidul)
Eli menuturkan, pihaknya tak akan menjual obyek wisata berbasis alam semata. Seperti pantai yang sudah terlalu banyak di Bali. Fokusnya justru wisata minat khusus serta petualangan, yang dinilai masih minim obyeknya di Bali. Selain itu sejumlah obyek wisata religi dan pengalaman tinggal di desa wisata digencarkan demi menarik datangnya wisatawan secara kontinyu dari Pulau Dewata itu.
Untuk wisata berbasis petualangan, pemerintah Gunung Kidul menawarkan empat opsi obyek. Meliputi tracking Gunung Api Purba Nglanggeran, susur sungai dan gua Pindul serta Kalisuci, serta live in Desa Wisata Bleberan. Untuk desa wisata Bleberan ini, yang terletak di Kecamatan Playen terdapat dua obyek wisata utama yakni Air Terjun Sri Gethuk dan Gua Rancang Bangun. Desa ini sendiri tengah naik daun dengan sejumlah spot hutan yang ditumbuhi pohon jati serta pinus menuju desa.
Namun, Eli melanjutkan, mendulang wisatawan asal Bali yang notabene tinggal di surga wisata itu tak akan cukup tanpa ada kerjasama daerah lain di DIY. Sedianya program travel dialog ke Bali yang difasilitasi Pemerintah DIY itu bisa melibatkan lima kabupaten/kota Yogyakarta. Namun hanya perwakilan Gunung Kidul dan Kabupaten Sleman yang dapat hadir.
Maka untuk sementara, Gunung Kidul bekerja sama dengan Sleman, soal peta wisata, sembari menanti kabupaten lain. Misalnya sebelum ke Gunung Kidul, wisatawan akan menyambangi sejumlah obyek di Kabupaten Sleman singgah di Kota Yogyakarta dan melanjutkan perjalanan ke Gunung Kidul esoknya. "Sehingga lama tinggal juga terasa selama di Yogya, tak hanya di satu dua obyek saja, tapi dengan pengalaman ke lebih banyak obyek," kata dia.
Dari kali pertama promosi lewat travel dialog luar pulau ini, tahun depan Gunung Kidul menargetkan bisa menggaet turis yang jumlahnya naik hingga 10 persen dari target tahunan kunjungan wisata mereka yang berkisar 250 ribu pengunjung.
Pengurus obyek wisata Gua Pindul Gunung Kidul Budi Hardiyanta kepada Tempo menuturkan, selama ini dominasi wisatawan cenderung dari kota-kota besar saja di kawasan Pulau Jawa. "Lantaran, memang kerjasamanya lebih banyak dari agen-agen perjalanan dari kota-kota itu,"kata Budi yang juga anggota asosiasi biro perjalanan wisata DIY Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita)) itu.
Gua wisata Pindul saat ini memiliki sedikitnya 50-an jaringan biro travel wisata. Dari jaringan itu, tiga birowisata paling besar merupakan asal Jakarta, Jawa Tengah, dan Surabaya.
PRIBADI WICAKSONO.