TEMPO.CO, Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya menyiapkan cara untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan bakar minyak. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengimbau masyarakat untuk menanam sendiri tanaman di rumah guna mencegah tingginya inflasi.
Pemkot Surabaya menyediakan bibit dan tanaman yang bisa dimanfaatkan warga di rumah masing-masing. "Warga bisa minta bibit dan tanaman untuk ditanam di pot di rumah-rumah. Kami sediakan, baik sayur maupun buah," kata Risma kepada wartawan di kantornya, Kamis, 28 Agustus 2014.
Sejumlah bibit dan tanaman yang disiapkan di antaranya kangkung, bayam, sawi, tomat, kacang tanah, dan kol. Tanaman itu bisa untuk kebutuhan sendiri atau dijual. Dengan demikian, harga sayuran tidak sampai meningkat menyusul adanya kenaikan harga BBM.
Menurut Risma, tingginya inflasi di Surabaya biasanya terjadi pada komoditas sayuran. Seperti yang terjadi saat kenaikan harga elpiji dan BBM beberapa waktu lalu.
Selain itu, Pemkot Surabaya juga akan mengadakan operasi pasar untuk barang-barang kebutuhan pokok sebagai langkah antisipasi kenaikan harga. Operasi pasar akan dilakukan dalam waktu dekat, bahkan sebelum harga mulai merangkak naik. "Sekarang sudah kami siapkan operasi pasar, siap turun. Bukan hanya suplai pasar, tapi juga ke kampung."
Risma akan berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Perusahaan Daerah Pasar Surya serta bekerja sama dengan distributor kebutuhan pokok dan Badan Urusan Logistik untuk memantau harga serta mengantisipasi kenaikan. Hingga pekan kemarin, harga kebutuhan pokok dilaporkan masih cenderung stabil.
Tidak menutup kemungkinan Risma juga akan memanfaatkan truk milik Satuan Polisi Pamong Praja serta Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat untuk mengangkut barang-barang kebutuhan pokok seperti pada 2012. Hal ini untuk mengatasi kesulitan distribusi yang menyebabkan kenaikan harga.
Risma memastikan tidak akan menghapus kebijakan BBM bersubsidi di Surabaya. Sebab, langkah itu hanya akan semakin mempercepat kenaikan harga kebutuhan pokok.
AGITA SUKMA LISTYANTI