TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Lingkaran Survei Indonesia, Rully Akbar, mengatakan harapan publik terhadap kinerja pemerintahan Joko Widododan Jusuf Kalla kelak terbilang sangat tinggi.
"Angkanya mencapai 71,73 persen," kata Rully saat dihubungi Tempo, Kamis, 28 Agustus 2014. (Baca: Chatib: Naikkan BBM, Jokowi Tak Perlu Izin DPR)
Harapan ini lebih tinggi 20 persen dibanding dukungan saat pengumuman pemenang pemilu presiden oleh Komisi Pemilihan Umum, yaitu 53,15 persen.
Namun ada persepsi dari mayoritas responden bahwa program kerja pemerintahan Jokowi-Kalla akan terhambat dalam pengesahan di Dewan Perwakilan Rakyat. Ini karena mayoritas anggota DPR berasal dari Koalisi Merah Putih--pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Mereka adalah pesaing Jokowi-Kalla dalam pemilu presiden Juli lalu,
Sedangkan jumlah responden yang meyakini program kerja tidak akan terhambat ada sekitar 31,09 persen. (Baca: Demokrat Enggan Merapat, Koalisi Jokowi Tetap Ajak)
Menurut hasil survei yang dirilis hari ini, ada empat ancaman bagi pemerintahan Jokowi-Kalla yang harus diperhatikan. Empat ancaman yang ditimbulkan oleh kekhawatiran publik itu yakni Jokowi-Kalla tidak bisa memenuhi janji kampanye secara cepat, Jokowi-Kalla menjadi lame-duck president atau presiden yang lumpuh karena mayoritas parlemen dikuasai oleh Koalisi Merah Putih, adanya ujian kenaikan harga BBM, dan terlalu banyaknya kompromi politik yang membuat kinerja pemerintahan Jokowi-Kalla tidak maksimal. (Baca: KPK Patok Tiga Syarat untuk Calon Menteri Jokowi )
Pengumpulan data survei dilakukan pada 24-26 Agustus 2014, dengan 1.200 responden dan menggunakan metode multistage random sampling.
RIDHO JUN PRASETYO
Berita Terpopuler:
Prabowo: Kalian Berkhianat? Dapat Apa dari Jokowi?
Ada Ketegangan Selama Prabowo Menonton Putusan MK
Indonesia Bentuk Timnas U-19 Baru, Mengapa?
Hatta ke Prabowo: Mau Sampai Kapan Begini Terus?
Prabowo Ditemani Tokoh Ini Saat Putusan MK