TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia Dhohir Farisi mengatakan pengiriman atlet panjat tebing nasional Indonesia ke turnamen internasional masih kurang. Akibatnya, atlet Indonesia sulit mempertahankan peringkat dunianya karena tidak ada tambahan poin. Aspar Jaelolo adalah salah satu contohnya.
Selama 2014 sampai September ini, menurut Dhohir, atlet panjat tebing nasional asal Sulawesi Tengah itu baru mengikuti tiga seri turnamen. "Seharusnya delapan seri dalam satu periode," kata Dhohir saat konferensi pers di kawasan Senayan, Rabu, 3 September 2014.
Kurangnya turnamen yang diikuti seorang atlet akan berdampak penurunan peringkat dunianya. Itulah yang terjadi pada Aspar. Peringkat Aspar yang sebelumnya lima besar dunia turun menjadi 12. Dhohir mengatakan kelak atlet dipersiapkan dengan lebih baik agar bisa mengikuti turnamen secara maksimal.
Sekretaris PP FPTI Pontas Sitanggang membenarkan pernyataan Dhohir. Banyak atlet panjat tebing Indonesia yang peringkatnya turun karena tidak memenuhi target jumlah pertandingan internasional. Untuk itulah ia menargetkan tahun depan FPTI akan lebih banyak mengirim atletnya untuk berlaga di kancah internasional. "Sebenarnya kita memiliki banyak atlet, tetapi tidak ada dana untuk memberangkatkan ke laga internasional," kata Pontas kepada wartawan saat mendampingi Dhohir dalam konferensi pers.
RINA WIDIASTUTI