TEMPO.CO, Miami - Keluarga jurnalis korban pemenggalan oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Steven Sotloff, akhirnya memberikan pernyataan terkait dengan nasib anaknya. Ayah Steven, Arthur Sotloff, mengaku sangat sedih dan berusaha menerima cobaan ini.
"Dia bukan pahlawan. Dia adalah seorang pria yang mencoba menemukan kebaikan di tengah dunia yang penuh kegelapan," kata Barak Barfi, teman Sotloff, menyampaikan pernyataan keluarga Steven, seperti dilaporkan Time, Rabu, 3 September 2014.
Barak bercerita, Steven adalah orang yang baik dan lembut. Barak melihat Steven sebagai jurnalis yang penuh semangat dengan misi mewakili orang-orang yang tidak bisa "bersuara". (Baca: ISIS Kembali Eksekusi Jurnalis Amerika Serikat)
Kematian Steven tersebar luas setelah ISIS merilis video proses pemenggalan jurnalis Time itu. Sebelum dieksekusi, Steven membacakan sebuah pernyataan.
"Saya adalah Steven Joel Sotloff. Saya yakin Anda tahu siapa saya dan kenapa saya ada di sini. Obama, kebijakan luar negeri Anda dengan melakukan intervensi di Irak hanyalah untuk kepentingan Amerika Serikat. Jadi, kenapa saya harus membayar harga atas kebijakan itu dengan nyawa saya?" ujarnya. (Baca: Ibu Wartawan AS: Steven Tidak Bersalah)
Setelah Steven membacakan pernyataannya, seorang pria bertopeng kemudian tampak di dalam layar. "Hidup warga negara Amerika Serikat ini, Obama, bergantung pada keputusan Anda selanjutnya," ujarnya. Selama misil Amerika terus menghancurkan kami, tutur pria tersebut, pisau kami akan terus mengincar leher warga negara Anda.
RINDU P. HESTYA | TIME
Berita Lain:
Makam Nabi Muhammad Akan Dipindahkan
Ini Alasan Pemindahan Makam Nabi Muhammad
Pria Ini Terlahir dengan Posisi Kepala Terbalik