TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Indonesia Hebat, penyokong pasangan presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, memiliki jumlah kursi lebih sedikit ketimbang Koalisi Merah Putih, yang mendukung calon presiden Prabowo Subianto. (Baca: Dipo Alam Perintahkan Tolak Kedatangan Tim Transisi)
Sejumlah partai anggota Koalisi Merah Putih, seperti Demokrat, PPP, dan PAN sempat dikabarkan mendekat ke Jokowi. Namun hingga kini, belum ada yang resmi menyatakan sikapnya. (Baca: Banyak yang Mengaku Tim Transisi, CT Prihatin)
Ketua Dewan Pimpinan Pusat PAN, Tjatur Sapto Edi, mengatakan sulitnya pendekatan terhadap partai-partai ini merupakan risiko dari ucapan Jokowi saat awal membentuk koalisi. "Waktu itu Pak Jokowi bilang akan membentuk koalisi ramping, ya sekarang begini," ujar Tjatur di DPR, Kamis, 4 September 2014. Jokowi menganggap koalisi ramping lebih efisien.
Sikap itu berbeda dengan Koalisi Merah Putih, yang sejak awal memutuskan akan membentuk tenda besar untuk memperoleh kedudukan yang kuat. Partai yang tergabung di dalam Koalisi Merah Putih, menurut Tjatur, juga sangat solid, sehingga janji ataupun godaan apa pun yang ditawarkan tidak dapat menggoyahkan mereka.
Ihwal pertemuan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa dengan Jokowi di kediaman Surya Paloh pada Senin, 1 September lalu, Tjatur mengatakan mereka hanya bersilaturahmi. "Pak Hatta kan temannya banyak, dia sahabat Pak Surya Paloh, juga Pak Jokowi," ujarnya.
Tjatur menegaskan PAN tetap berada di luar pemerintahan untuk mengawal kabinet baru. Tidak ada peluang untuk bergabung dengan Jokowi-JK karena tidak pernah dibicarakan atau disinggung dalam rapat kerja nasional mereka. "Kami tetap mengawal dari luar. Karena kalau pindah-pindah, tidak ksatria itu," ujarnya.
URSULA FLORENE SONIA
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Jero Wacik | Polisi Narkoba | ISIS | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Ahok: Tak Suka Sama Saya, Mau Duel? Ayo!
Pindahkan Makam Nabi, Saudi Disumpahi Bakal Hancur
Nama-nama Menteri Jokowi Versi Relawan