TEMPO.CO, Sampang - Kementerian Kesehatan mencatat angka kasus penyakit difteri di empat kabupaten di Pulau Madura, Jawa Timur, merupakan yang tertinggi di dunia. "Kasus difteri paling banyak ditemukan di Kabupaten Sampang dan Bangkalan," kata Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan Lily Sulistyowati di Sampang, Rabu, 10 September 2014.
Di Bangkalan, penderita difteri ditemukan paling banyak pada 2012 dan 2013, yakni 145 penderita. Di Kabupaten Sampang 51 penderita. Sedangkan di Kabupaten Sumenep dan Pamekasan penderita difteri tidak sebanyak di Sampang dan Bangkalan.
Hasil analisis Kementerian Kesehatan, kata Lily, menunjukkan penyebab tingginya jumlah kasus ini adalah rendahnya tingkat pendidikan warga Madura. Hal ini membuat warga abai akan pentingnya imunisasi bagi anak. Padahal dalam salah satu tahapan imunisasi bayi akan diberi suntikan antidifteri. "Yang bisa dilakukan untuk menekan kasus difteri, pemda harus gencar sosialisasi kepada warga akan pentingnya imunisasi."
Laila Syarifah, 26 tahun, ibu muda di Sampang, mengaku tidak menyertakan anaknya dalam program imunisasi. Sebab, kata dia, setelah anaknya mendapat imunisasi pertama, suhu tubuh sang anak mendadak panas. "Karena panas dan rewel, suami dan orang tua melarang ikut imunisasi lagi."
Laila mengkritik cara kerja petugas imunisasi yang ditugaskan di desa-desa. Mereka tidak menjelaskan perihal imunisasi dan manfaatnya. "Tahu-tahu warga disuruh kumpul bawa anak dan mau disuntik. Pasti banyak yang nolak karena anak kami tidak sakit, kok disuntik."
MUSTHOFA BISRI