TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membantah maraknya prostitusi online di kotanya merupakan imbas dari penutupan lokalisasi prostitusi Dolly dan Jarak. "Enggaklah. Ingat enggak yang Keyko dulu, kan, jauh sebelum Dolly ditutup," kata Risma kepada Tempo, Jumat, 19 September 2014. (Baca berita sebelumnya: Jaksa Menolak Nota Pembelaan Ratu Mucikari Keyko)
Menurut Risma, prostitusi melalui ranah dunia maya telah marak sejak sebelum beberapa lokalisasi besar di Surabaya ditutup. Risma berkeyakinan penutupan lokalisasi bukan faktor yang membuat prostitusi online bermunculan.
Ia mencontohkan kasus muncikari Keyko yang terungkap 2012 lalu. Di lain pihak, deklarasi penutupan Dolly dan Jarak baru dilakukan 18 Juni 2014. Keyko merupakan mucikari kelas kakap yang memiliki jaringan pekerja seks se-Indonesia untuk melayani pelanggan kelas ekonomi atas. Keyko menggunakan Blackberry Messenger dan Facebook untuk menggaet pelanggan.
Belakangan, polisi kembali mengungkap prostitusi online yang dijalankan oleh mucikari asal Surabaya. Dua di antaranya adalah Papi Piesank dan Dee. Maraknya prostitusi yang dipromosikan melalui dunia maya itu disinyalir sebagai dampak penutupan prostitusi konvensional di lokalisasi. (Baca: Polisi Tangkap Mucikari Remaja Penjaja Anak-anak)
Kepala Sub-Unit Tindak Pidana Tertentu Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Inspektur Satu Sigit Susanto membenarkan pihaknya menelusuri kemungkinan itu. Namun, hingga kini belum ada indikasi yang mengarah adanya alumnus Dolly terlibat dalam jaringan prostitusi online. "Masih penyelidikan mendalam. Tapi belum ada indikasi yang mengarah bahwa alumnus Dolly ikut di dalam jaringan prostitusi online," katanya.
Sebelumnya, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surabaya menjaring 16 orang perempuan yang ternyata merupakan pekerja seks di Dolly-Jarak. Mereka tertangkap saat mencoba menjalankan bisnis pemuas syahwat di tempat lain. (Baca juga: Polda Jatim Menahan Tersangka Mucikari Foto Model)
AGITA SUKMA LISTYANTI
Terpopuler:
Jokowi Kaget Biaya Perjalanan Pemerintah Rp 30 T
Demokrat Merapat, JK Siapkan Kursi di Kabinet
Jadi Menteri Jokowi, Gerindra: Insya Allah, Kami Tolak